Menpora Amali: Tidak Boleh Lagi Ada Prestasi Secara Instan
Yunus Nusi sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya masih membuka peluang kepada pemain-pemain yang ingin dinaturalisasi untuk keperluan Timnas Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya masih membuka peluang kepada pemain-pemain yang ingin dinaturalisasi untuk keperluan Timnas Indonesia.
Hanya saja, naturalisasi pemain harus mendapatkan rekomendasi dari pelatih kepala Shin Tae-yong.
“Ketum juga menyampaikan ke saya untuk minta rekomendasi dari Shin Te-yong adakah hasil rekomendasi dari Shin Tae-yong pemain-pemain yang akan dinaturalisasi, pada dasarnya PSSI karena ini kebutuhan tim yang harus direkomendasi oleh pelatih maka PSSI tidak akan intervensi itu. PSSI akan tunggu rekomendasi dari tim pelatih, Shin Tae-yong, siap-siapa saja pemain yang apabila akan ada yang dinaturalisasi kita akan buka diri selama rekomendasi ini datang dari ahlinya datang dari Shin Tae-yong,” kata Yunus Nusi dalam kanal YouTube PSSI.
Setelah mendengar pernyataan itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali justru mengatakan sebaliknya.
Pihaknya bakal memperketat proses naturalisasi. Pasalnya, menurut Menpora hal itu tidak bagus bagi pembinaan prestasi dan jangan lagi berharap dengan datangnya prestasi yang instan.
“Untuk naturalisasi akan saya perketat untuk semua cabor, kita akan lihat seberapa besar urgensinya. Sebaiknya memanfaatkan potensi yang ada, karena kita ini akan membangun prestasi berdasarkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang sudah ada, tidak boleh lagi kita mengharapkan prestasi secara instan, itu tidak bagus untuk pembinaan prestasi jangka panjang yang berkesinambungan,” kata Menpora Amali saat dihubungi Tribunnews, Jumat (2/7/2021).
Seperti diketahui, kualitas Timnas sepakbola Indonesia memang belum terlihat apa-apa terlebih mereka baru saja terbenam saat tampil di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G.
Bahkan saat ini Timnas Indonesia masuk ke dalam empat tim terendah dan harus susah payah mengikuti playoff Kualifikasi Piala Asia.