Kondisi PSJS Jakarta Selatan di Tengah Pandemi Dijelaskan oleh Tri Joko Susilo
Bagi pecinta sepak bola Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta tentu tak asing dengan PSJS Jakarta Selatan, klub yang berdiri sejak 1975 silam.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi pecinta sepak bola Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta tentu tak asing dengan PSJS Jakarta Selatan, klub yang berdiri sejak 1975 silam.
PSJS Jakarta Selatan boleh dibilang klub yang dianaktirikan di DKI Jakarta, khususnya di era Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, dimana perhatian lebih justru diberikan kepada Persija kala itu.
Namun bukan berarti PSJS Jakarta Selatan patah arang. Meski tertatih-tatih, PSJS Jakarta Selatan sempat membuat kejutan di tahun 2013 dengan lolos ke divisi utama.
Hanya saja, masalah finansial tak dapat membantu tim ini bertahan lebih lama untuk melangkah lebih jauh lagi.
Hebatnya, klub tradisional ini tetap eksis hingga saat ini, dan berlaga di liga 3 DKI Jakarta. Hanya, saja tantangan lain kembali muncul.
Kali ini, pandemi Covid-19 membuat PSJS Jakarta Selatan mati suri. Bahkan Ketua Umum PSJS Jakarta Selatan, Tri Joko Susilo secara blak-blakan mengungkapkan situasi sulit sepak bola Indonesia, yang tentunya juga timnya, PSJS Jakarta Selatan.
"Sejak awal pandemi di Jakarta, saya pernah menyampaikan narasi "Soccer Is Dead". Dalam arti untuk jangka waktu yang kita tidak tahu berapa lama kita akan mengalami kematian sepak bola secara total di Indonesia. Mulai dari pembinaan usia dini, pembinaan anak-anak pengenalan sepak bola, kemudian pemain junior sampai ke semi profesional sampai ke liga 2 dan liga 1, itu akan mengalami kematian suri dalam bentuk tidak akan ada aktivitas resmi," ungkapnya.
Lanjutnya, narasinya tersebut pun terbukti. Kompetisi Indonesia vakum untuk waktu yang lama.
Terhentinya kompetisi di tingkat atas berimbas ke level bawah khususnya di pembinaan, yang juga turut terhenti.
Hal itu juga terjadi di PSJS Jakarta Selatan.
Kompetisi yang terhenti sejak tahun 2020 lalu, disebut oleh Joko menghilangkan setidaknya dua lapis (generasi) pemain.
Meski terhenti, Joko mengatakan PSJS Jakarta Selatan tidak akan menghilang.
Menurutnya, sepak bola merupakan passion di Jakarta Selatan. Jika kondisi mulai membaik, fasilitas olahraga dibuka kembali, maka sepak bola akan kembali, termasuk PSJS Jakarta Selatan.