Tiago Pinto, Ambisi AS Roma untuk Scudetto, Kedatangan Mourinho, Tammy Abraham hingga Shomurodov
Tiago Pinto, ambisi as roma untuk Scudetto, datangkan Jose Mourinho hingga Tammy Abraham
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Tottenham bersiap menghadapi Manchester City di Final Carabao Cup.
Sebelum ke partai final, Tottenham memang menelan sejumla hasil kurang memuaskan di Liga Inggris, dan kursi Jose Mourinho terancam lengser.
Dan benar saja, hanya sepekan sebelum final, Jose Mourinho diberhentikan oleh Daniel Levy, digantikan oleh Ryan Mason sebagai caretaker.
Di saat yang sama Jose Mourinho nampak sumringah, ia menyebut sudah setuju melatih klub Italia.
Adalah AS Roma yang menjadi destinasi selanjutnya bagi Mou.
Lewat koneksi Portugal milik Roma yakni Tiago Pinto yang merupakan Manajer AS Roma, mendengar kabar Jose Mourinho dipecat, Pinto langsung menghubungi Mou.
Baca juga: Tammy Abraham, Keputusan Tepat Gabung AS Roma, Skema Baru Jose Mourinho
Baca juga: Lima Rekrutan Anyar yang Langsung Bersinar di Klub Baru, Achraf Hakimi Ciamik, Tammy Abraham Gacor
"Roma menghubungi di hari yang sama ketika saya dipecat Tottenham," ujar Mourinho di Gazetta.
Dan AS Roma, bukan hanya cerdas mendatangkan Mourinho, ada Tammy Abraham, Eldor Shumorodov, Matias Pina hingga Rui Patricio yang langsung nytele dengan permainan.
Hasilnya? AS Roma sejauh ini belum terkalahkan dengan mengemas 2 kemenangan, mencetak 7 gol dan kebobolan 1 gol.
Serigala Ibukota kini bercokol di peringkat 3 klasemen sementara di bawah Inter Milan dan Lazio, dan ini adalah start yang sangat apik.
Nama, Tiago Pinto menjadi buah bibir, ia dianggap cerdas di bursa transfer dan juga berjasa terhadap pencapaian AS Roma sejauh ini.
Pinto, bergabung ke AS Roma pada November tahun lalu, ia bekerjasama dengan legenda AC Milan dan Portugal, Manuel Rui Costa.
Dan Friedkin, chariman AS Roma, adalah sosok yang menunjuk langsung Tiago Pinto untuk masuk sebagai direktur sepakbola.
"Tiago adalah talenta kelas dunia. Dalam banyak percakapan kami, jelas bahwa hasratnya terhadap pekerjaannya, pola pikirnya yang berpikiran maju, dan, di atas segalanya, mentalitas pemenang konsisten dengan etos baru di Roma," ujar Friedkin.