Jordan Veretout, Mesin AS Roma, Replikasi Radja Nainggolan, Diselamatkan Pioli & Wasiat Astori
Jordan Veretout, Andalan AS Roma dan Jose Mourinho, Diselamatkan Stefano Pioli, Wasiat Davide Astori dan dicampakkan Prancis
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Musim panas 2015, Aston Villa di bawah asuhan Tim Sherwood mencari satu pemain di posisi gelandang serang, untuk memenuhi target masuk zona Eropa.
Di saat yang sama Claudio Ranieri yang masuk secara kontroversial ke Leicester City juga mengincar pemain di posisi gelandang.
Menariknya lagi, scout yang diturunkan oleh kedua tim, memberikan nama yang sama untuk didatangkan.
Kedua pemain tersebut, adalah NGolo Kante dan Jordan Veretout.
Jordan Veretout lebih menjadi favorit dari kedua tim, dan akhirnya, ia memilih untuk bergabung ke Aston Villa, sedangkan Leicester yang kalah bersaing mendatangkan Kante.
Dan di akhir musim, ironisnya, Kante mengangkat gelar juara Liga Inggris, sedangkan Veretout harus melihat timnya degradasi ke Championship Division.
Baca juga: Perbandingan Kontras Juventus vs AC Milan - Beda Nasib Awal Musim, Rossoneri Lebih Menawan
Baca juga: Kabar AC Milan, Eriksson Yakin Inter K.O, Marchisio Sebut Rossoneri Lebih Kuat dari Juventus
Maju lima musim kemudian, Veretout nampak lebih berhati-hati untuk memilih tim yang dibelanya.
Bersama AS Roma, Veretout menjadi buah bibir dengan sejauh ini mengemas tiga gol, termasuk brace nya di laga melawan Fiorentina.
Jordan Veretout bukan hanya gelandang klasik dengan stamina luar biasa, atau biasa disebut sebagai pemain dengan tujuh paru-paru.
Ia masuk dalam kelas '93 di sepakbola Prancis, yang menjadi pondasi Timnas Prancis U-20 yang memenangkan Piala Dunia U-20 tahun 2013 di Turki.
Saat itu, Prancis diisi dengan gelandang-gelandang kelas dunia, mulai dari Mario Lemina, Kondogbia dan tentu saja Paul Pogba.
Veretout mendapatkan sorotan khusus, Zidane memujinya sebagai pemain dengan 'keseimbangan otak dan otot' dan bakatnya sempat diperebutkan oleh Barcelona dan Real Madrid.
Kedua raksasa Spanyol ini ingin mendatangkan sang pemain ketika masih berada di akademi Nantes, tetapi minat kedua klub tersebut tidak direspon oleh Nantes.
Nantes paham bahwa bakat mentah dari Veretout akan lebih menjajikan di masa depan, dan keputusan tersebut memang tepat.
Ia kemudian dijual ke Aston Villa dengan harga 7 Juta Euro, tetapi mengalami masa kelam selama bergabung dengan tim asal Birmingham tersebut.
Melihat timnya degradasi di akhir musim 2016, ia kemudian dipinjamkan ke Saint-Etienne, menariknya, ketika kembali dari masa peminjamannya, Veretout disingkirkan dari Aston Villa.
Steve Bruce yang menjadi pelatih Aston Villa meminta Tony Xia menjualnya karena tidak masuk dalam rencana permainan, dan akhirnya bergabung dengan Fiorentina pada 2017.
Beruntung bagi Veretout, ia bertemu dengan Stefano Pioli, yang masih sangat yakin dengan kemampuannya di lini tengah.
Veretout diroyeksikan menggantikan Borja Valero yang bergabung ke Inter Milan, Pioli menempatkan Veretout menjadi sosok penting dengan sang kapten Davide Astori.
Duet ini terbukti ampuh, berisikan banyak pemain muda, La Viola menjanjikan di awal musim, duetnya bersama Davide Astori menjadi motor dan mentor bagi para pemain muda.
Fiorentina saat itu berisi banyak pemain yang masih sangat hijau, mulai dari Federico Chiesa, Giovanni Simeone hingga Nikola Milenkovic.
La Viola menjadi tim yang mengejutkan, mereka nyaris finish di zona Eropa sebelum kehabisan bahan bakar jelang akhir musim dan berada di posisi ke-8.
Ini tidak lepas dari meninggalnya Davide Astori pada April 2018, sebelum melawan Udinese.
Menariknya, kalimat terakhir dan candaan untuk rekan-rekannya di Fiorentina adalah memuji Veretout.
"Jordan, anda berkembang di Italia, dan besok dunia akan menyaksikanmu," ujar Veretout di wawancara bersama L'Equipe.
Benar saja, banyak yang mengantri mendatangkan sang pemain, mulai dari AC Milan hingga Everton, bahkan Milan sejatinya punya peluang besar mendatangkan sang pemain.
Veretout adalah rekomendasi Moncanda untuk didatangkan, Milan sudah menyiapkan dana 10 Juta Euro untuk Veretout, sedangkan Fiorentina meminta 20 Juta Euro.
Milan ngotot dan menaikkan tawaran sebesar 15 Juta Euro, Fiorentina tetap kukuh, sebelum akhirnya AS Roma datang dan mengajukan tawaran 18 Juta Euro yang disetujui keduanya.
Veretout bergabung secara pinjaman terlebih dahulu, sebelum dipermanenkan musim lalu, dan kini di bawah Jose Mourinho, ia mengunci satu tempat di lini tengah dan berduet dengan Bryan Cristante.
Cara bermain Veretout memang unik, ia punya kemampuan membawa bola dan umpan yang sangat baik, bahkan ekeskusinya juga istimewa sebagai gelandang.
Sejauh ini, ia mengemas 8 asis dan mencetak 21 gol dalam 87 penampilan di semua ajang untuk AS Roma.
Menariknya, ia juga punya peringai yang keras dan tegas di lapangan, ia tidak segan beradu fisik dengan pemain lawan, dan memiliki akurasi tackle yang luar biasa.
Baca juga: Inter vs Bologna: Ambil Pelajaran dari Kekalahan Lawan Real Madrid, Lautaro Janji Akan Seperti Ini
Baca juga: Berita Juventus, Allegri Singgung Soal Juve Sudah Kebobolan 5 Gol, Chiesa Bisa Main Lawan AC Milan
Data dari Whoscored, akurasinya tackle suksesnya 82 persen, dan hanya kalah dari Gianluca Mancini di AS Roma.
Permainannya dianggap mirip dengan pemain keturunan Indonesia, Radja Nainggolan yang sempat menjadi pujaan di AS Roma.
"Veretout seperti Nainggolan? Dia masih bisa berkembang pesat, tapi katakanlah dia sangat dekat dengannya", ujar Stefano Pioli saat masih di Fiorentina.
Ironisnya, karena persaingan di lini tengah Prancis, ia jarang dipanggil untuk masuk ke Timnas, alasan lainnya karena perselisihan Veretout dengan Dominique Rocheteau selaku direktur teknis Timnas Prancis.
Namun, kini ketegangan tersebut mereda, ia mendapatkan panggilan perdana bersama Timnas Prancis pada Agustus, dan mencatatkan debutnya dalam laga melawan Bosnia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Kini bersama Jose Mourinho, Veretout bak bunga yang mekar dan siap untuk menjadi mesin di lini tengah AS Roma.
Veretout bahkan memuji Jose Mourinho sebagai pelatih yang sangat supportif.
"Hubungan dengan Mourinho sangat baik. Kami bekerja keras dan di saat yang sama, kami sering bercanda di waktu yang tepat," kata Veretout seperti dilansir Football Italia.
Dan bukan tidak mungkin Veretout akhirnya memberikan Scudetto pertama bagi Serigala Ibu Kota pada akhir musim, gelar yang diimpikan selama lebih dari dua dekade.
(Tribunnews.com/Gigih)