Masalah Chelsea, Tuchel Butuh Resep Baru untuk Romelu Lukaku
Masalah Chelsea besutan Thomas Tuchel mulai tampak di permukaan. Hal itu tak lepas dari hasil minor dalam dua laga terakhir, lawan Man City & Juventus
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Masalah Chelsea besutan Thomas Tuchel mulai tampak di permukaan. Hal itu tak lepas dari hasil minor dalam dua laga terakhir, melawan Manchester City (Liga Inggris) dan Juventus (Liga Champions).
Thomas Tuchel yang datang paruh musim lalu langsung membuat Chelsea menjadi raja Eropa.
Buktinya dengan gelar Liga Champions dan penghargaan sebagai pelatih terbaik UEFA.
Start sempurna musim ini pun menunjukkan konsistensi The Blues yang menyanda tim terbaik seantero Benua Biru.
Tapi, Chelsea bukanlah tim yang tanpa masalah, tim yang kuat hampir di setiap lini ini mulai menunjukkan masalah setelah jeda internasional beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kejadian Unik Saat Juventus Kalahkan Chelsea, Lukaku Disoraki, Tuchel Ngamuk, De Ligt Nyungsep
Khususnya ketika dilibas Manchester City dan Juventus dengan skor identik 1-0.
Kehadiran Romelu Lukaku dan Saul Niguez awal musim ini diharapkan menjadi tambahan kekuatan The Blues mengarungi musim ini.
Namun apa daya, keduanya mengalami masa dan adaptasi yang berbeda.
Saul Niguez kesulitan mendapat tempat utama dalam starting XI Chelsea, tidak hanya itu, dia bahkan kesulitan mendapat menit bermain.
Di saat Kante absen karena cedera, opsi pertama yang jadi pilihan Tuchel jelas Jorginho ataupun Kovacic.
Namun selain kedua nama di atas, nyatanya Saul Niguez juga kalah saing dengan Ross Barkley dan Ruben Loftus-Cheek yang lebih dipilih Tuchel ketika lawan Juventus.
Sementara Romelu Lukaku kehilangan permainan terbaiknya seiring suplay bola yang tidak mengalir ke mantan pemain Inter Milan dan Manchester United itu.
Baca juga: Chelsea Kalah Dua Beruntun, Romelu Lukaku 4 Laga Kesulitan Cetak Gol, Begini Pembelaan Thomas Tuchel
Sang predator bahkan terisolasi dalam beberapa pertandingan terakhir, menurut Goal Internasional.
Lukaku memang impresif sejak debutnya melawan Arsenal dan cetak gol menghadapi Aston Villa.
Namun lagi-lagi setelah jeda internasional, dia kesulitan untuk mendapatkan momen mencetak gol.
Kejadian ini juga tak lepas dari peran nomer 10 Chelsea, Mason Mount yang mengalami cedera dan harus menepi.
Tidak banyak bakat yang dimiliki oleh skuat The Blues lainnya, sekalipun itu Hakim Ziyech dan Kai Havertz.
Mount dapat membangun serangan, mengatur tempo, dan menjalin kerjasama yang baik dengan rekannya.
Saat menghadapi Man City, Tuchel bereksperimen dengan formasi baru 3-5-2, seperti yang dilakukan Antonio Conte musim lalu.
Dua striker yang digunakan The Blues adalah Timo Werner dan Romelu Lukaku.
Baca juga: Kabar Chelsea, Tuchel Sebut Gol Juventus Itu Mustahil, Chiesa Bantah Punya Masalah dengan Allegri
Namun, eksperimen tersebut hanyalah sebuah percobaan yang sulit untuk dikembangkan.
Chelsea bahkan tidak mendapat satu pun kesempatan di babak pertama dari Manchester City yang mendominasi permainan.
"Sangat sulit untuk menempatkan ritme yang besar melawan tim yang bertahan begitu dalam. Jika kami bertahan melawan City, sulit bagi mereka untuk menciptakan peluang. Sama halnya dengan kami di sini," ungkap Tuchel usai pertandingan melawan Juventus, dikutip dari Goal Internasional.
"Tapi perbedaannya adlaah kami memberikan dua peluang besar dan memberikan kepercayaan kembali di stadion," jelasnya.
Tuchel memang melakukan perubahan dengan kembali menerapkan formasi 3-4-3 dengan keanggunan mereka menguasai bola dan gaya bermain yang menekan.
Terbukti, Chelsea jauh lebih dominan daripada Juventus di Turin.
Anak asuh Thomas Tuchel menghasilkan 16 peluang dibandingkan 6 milik Juventus.
Tapi apa daya, mereka hanya mampu menghasilkan satu peluang tepat sasaran dalam pertandingan tersebut.
Tuchel bahkan blak-blakan mengutarakan bahwa timnya sangat lambat meski bermain dengan tempo yang tinggi. Lambat dalam mengambil keputusan.
"Saya merasa kami agak lambat dan lelah, lambat secara mental dalam pengambilan keputusan. Itu sebabnya aneh untuk dianalisis," kata Tuchel kepada BT Sport.
"Kami seharusnya jauh, jauh, jauh lebih tajam. Kami seharusnya mengajukan lebih banyak pertanyaan.
"Ketika Anda tahu apa yang terjadi dan Anda memiliki organisasi pertahanan seperti yang kami miliki, biasanya selalu (mungkin) untuk mempertahankannya. kami dihukum karenanya," jelas mantan pelatih Dortmund itu.
Dua kekalahan ini jelas menjadi pelajaran bagi Tuchel dengan materi pemain yang dia miliki, bukan perkara hasil, melainkan soal penampilan di atas lapangan.
Chelsea butuh atribut untuk membangun kejayaan mereka musim lalu yang ingin dilanjutkan pada musim ini.
Tuchel juga harus menemukan formula yang pas untuk mengintegrasi Lukaku dengan resep musim lalu ketika keluar sebagai jawara Eropa.
Beriat terkait Liga Inggris
(Tribunnews.com/Sina)