Konsistensi Ibrahimovic untuk AC Milan, Kalahkan Totti, Samai Maldini, Pujian Pioli dan Rebic
Zlatan Ibrahimovic, konsistensi di usia 40 tahun untuk AC Milan, samai Maldini dan Zanetti, kalahkan Totti, pujian Stefano Pioli dan Ante Rebic
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Sigi Schmid, mantan pelatih LA Galaxy, menceritakan mengenai tradisi perkenalan pemain baru di timnya.
Saat itu, LA Galaxy baru saja mendatangkan beberapa pemain, dan mereka diberikan dua opsi: bernyanyi satu lagu dengan durasi 3 menit, atau menceritakan canda atau lawakan untuk menghibur pemain lain.
Semua memilih bernyanyi, mulai dari Chris Pontius, Rolf Feltscher, hingga Pele van Aanholt.
Tetapi tidak Zlatan Ibrahimovic.
Baca juga: Kabar AC Milan, Tonali Balas Cemooh Lewat Gol, Sang Fuoriclasse Tegaskan Rossoneri Bidik Scudetto
Baca juga: Berita Milan, Cerita Calabria di Balik Gol 28 Detik, Pioli Berseri-seri, Awal Musim Terbaik Diavolo
“Saya ingat, ia melontarkan pertanyaan sederhana, ‘apakah anda percaya degan Tuhan?’ dengan sangat tenang,” ujar Schmid mendeskripsikan.
“Semua mengangguk dan menjawab lirih ‘ya, tentu saja’, dan Ibra langsung dengan cepat menjawab ‘berarti anda percaya kepada saya’ sungguh kami ingin tertawa tetapi juga sangat sadar mengenai kepercayaan diri yang dimilikinya,” lanjut Schmid.
Dan benar saja, Ibrahimovic yang turun hanya 4 hari setelah kedatangannya dari Manchester United, memperkenalkan dirinya di depan supporter LA Galaxy dengan cara yang luar biasa.
Mencetak gol setengah lapangan, membalikkan ketertinggalan dan menang di laga derby melawan LA Angels dengan skor 4-2.
“Saya langsung spontan melihat bench pemain menjelang akhir laga dan bertanya ‘kalian percaya Tuhan?” ujar Schmid.
Kini petualangan Ibrahimovic kembali berlanjut, tetapi tidak di MLS melainkan di tempat yang jauh lebih kompetitif, AC Milan.
Ibrahimovic tidak lagi muda, tepat 40 tahun usianya pada 3 September, namun dampaknya masih sangat besar untuk AC Milan.
Sebagai perbandingan, Wayne Rooney lebih muda 4 tahun dari Ibrahimovic, setahun lebih tua dari Mikel Arteta dan memiliki usia yang sama dengan Michael Essien.
Berbeda dengan deretan pemain seusianya, di mana akan ada perubahan peran, Ibrahimovic, masih menjadi pemain utama untuk AC Milan.
Francesco Totti lebih banyak diturunkan AS Roma sebagai pemain pengganti dibandingkan pilihan utama ketika memasuki usia 40 tahun.
Ryan Giggs bahkan hanya mencatatkan 4 laga sebagai starter di Liga Inggris untuk Manchester United di usia yang sama.
Mungkin performa Ibrahimovic hanya bisa disamai oleh Paolo Maldini dan Javier Zanetti yang mencatatkan 30 laga lebih di usia 40 tahun.
Baca juga: Zlatan Ibrahimovic: Lebih Tajam di Usia Senja, Pembawa Berkah untuk AC Milan
Baca juga: Hasil Liga Italia - Isyarat AC Milan Raih Scudetto Usai Bungkam Atalanta, Tonali: Tujuan Utama Kami
Tetapi, rekor ibrahimovic lebih mentereng, berbeda dengan semua pemain di atas, di mana mereka hanya memperkuat satu tim sepanjang karirnya (kecuali Zanetti yang hanya 19 musim di Inter Milan) Ibra berpindah-pindah klub, tetapi tetap menjadi pilihan utama.
Yang lebih menarik, Ibrahimovic datang ke AC Milan setelah cidera lutut yang menghambat karirnya di Manchester United, tetapi tetap menjadi pilihan utama di bawah skema Stefano Pioli.
Ibrahimovic tidak hanya memberi dampak secara taktik, tetapi juga secara mentalitas untuk AC Milan secara keseluruhan.
Datang di bagian kedua karirnya bersama AC Milan pada Desember 2019, sejatinya Ibra, bukanlah pilihan utama.
Ia lebih diproyeksikan mematangkan sejumlah pemain muda, tetapi mentalitas dan aura pemenang yang dimiliki Ibrahimovic jauh lebih memiliki dampak besar untuk AC Mian.
“itu (kedatangan Ibrahimovic) adalah sebuah jawaban dari Tuhan,” ujar Stefano Pioli di akhir musim 2021 setelah AC Milan mampu finish di zona Liga Champions.
Rataan golnya juga mengesankan, ketika datang di tengah musim 2019/2020, ia mengemas 10 gol dan 5 asis dari 18 laga di Liga Italia.
Semusim setelahnya, Ibrahimovic mencatatkan 19 penampilan, 15 gol dan 2 asis untuk Rossonerri.
“Kami punya pemimpin, dua pelatih, satu di bench dan satu lagi di tengah lapangan, yaitu Zlatan,” ujar Ante Rebic.
Ibrahimovic, bagaimanapun, juga mengubah cara bermainnya, ia tidak lagi melakukan banyak akselerasi jarak panjang, ia lebih banyak melakukan penempatan posisi dan juga sisi atletisnya untuk memenangi duel di kotak penalti.
“Tentu saya mengubah cara bermain saya, sangat berbeda dibanding 5 tahun lalu,” ujar Ibrahimovic.
“Saya tentu berubah, mengingat fisik saya dan tidak akan banyak berlari untuk mengejar bola,” lanjutnya.
Dan diusianya yang sudah 40 tahun, mengapresiasi apa yang dilakukan Ibrahimovic tentu bukanlah hal yang sulit, di balik sikap pongahnya, Ibra selalu bisa menunjukkan konsistensinya bersama AC Milan.
Selamat ulang tahun, Ibrahimovic.
(Tribunnews.com/Gigih)