Dikalahkan Leicester, Benarkah Manchester United Terlalu Bergantung Pada Bruno Fernandes?
Manchester United membutuhkan gol dan assist Bruno Fernandes untuk memenangkan pertandingan, Ole tahu betul akan hal tersebut.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Manchester United menorehkan hasil buruk dalam pekan ke delapan Liga Primer Inggris saat menghadapi Leicester City pada Sabtu, (16/10/2021) malam.
Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer harus rela dipermalukan tim tuan rumah dengan skor mencolok 4-2.
Skor tersebut dapat dikatakan adalah hasil yang adil, dari jumlah serangan, Leicester City lebih unggul dari Setan Merah.
United memang menguasai pertandingan sebanyak 52%, namun dari segi jumlah shot on target, Cristiano Ronaldo cs kalah jauh.
Baca juga: Fakta Kekalahan Manchester United dari Leicester, Rekor Laga Tandang Terhenti dan Ajakan Pogba
Baca juga: 100 Gol Liga Inggris Sadio Mane dan Kisah Sepatu Usangnya yang Diremehkan
Tim asuhan Brendan Rodgers berhasil mengancam gawang David de Gea lewat shot on target sebanyak 11 kali, sedangkan United hanya mampu menorehkan 6 kali shot on target.
Leicester United juga berhasil melakukan big change sebanyak 3 kali sedangkan setan merah hanya 1 kali.
Secara permainan pun, United juga juga tak begitu dominan, padahal di atas kertas kualitas pemain yang mereka miliki jelaslah diunggulkan.
Paul Pogba yang kembali di pasang di posisi aslinya (gelandang tengah), setelah beberapa kali diperankan oleh Solskjaer sebagai winger juga tak mampu berperan banyak.
Secara keseluruhan, hanya Bruno Fernandes yang mampu tampil 'lumayan' untuk Manchester United dalam laga yang digelar di Stadion King Power tersebut.
Sang pemain sukses mencetak satu assist untuk gol spektakuler Mason Greenwood serta melakukan 7 change created (terbanyak diantara pemain lainnya).
Sofascore pun memberi nilai 7.7 untuk permainan Bruno Fernandes tersebut, menjadi yang tertinggi diantara pemain United lainnya.
Penampilan ex gelandang Sampdoria tersebut memang terbiasa menjadi yang paling menonjol untuk Setan Merah.
Ia menjadi tulang punggung untuk tim yang berkandang di Old Trafford itu, perannya sebagai playmaker begitu vital dan tak tergantikan.
Manchester United membutuhkan gol dan assistnya untuk memenangkan pertandingan, Ole tahu betul akan hal tersebut.
Bruno Fernandes bermain sebanyak 8 kali dari 8 pertandingan di Liga Primer Inggris musim ini, tenaganya tak pernah disimpan.
Masalahnya adalah, Bruno tak selalu mampu tampil mentereng, termasuk penampilannya di laga melawan Leicester, Bruno tak begitu dominan di lapangan seperti pertandingan sebelum-sebelumnya.
Baca juga: Mempercayai Proses Solskjaer di Man United, Tuah Moncernya Bruno & Pogba, Ungguli Catatan Mourinho
Sedangkan Manchester United begitu bergantung pada kecemerlangan Bruno, ia menjadi yang tertinggi dalam hal progressive passes (6.12) begitu juga passes attempted (63.24).
Aliran bola dan serangan United ke sepertiga akhir hampir selalu berawal dari Bruno, statisiknya begitu mencolok, passes into final third Bruno berada di angka 4.78, lagi-lagi yang tertinggi.
Dengan statistik seperti itu, Manchester United membutuhkan penampilan yang cemerlang dari seorang Bruno Fernandes di setiap pertandingannya untuk memenagkan laga.
Penampilan Bruno yang lumayan saja tak mampu membawa United menang, apalagi buruk.
Ole Gunnar Solskjaer memang seharusnya mencari 'juru selamat' lain di lini tengah selain Bruno agar ketergantungan terhadapnya tak begitu besar.
Atau paling tidak, Ole memberi tandem yang pas untuk pemain asal Portugal tersebut, Pogba harus mampu mendongkrak performa Bruno di lini tengah bagaimana pun caranya.
Kurang moncernya Pogba dalam laga melawan Leicester boleh jadi salah satu alasan menelan kekalahan. Karena, ya, Pogba adalah tandem Bruno untuk mengatur dan menciptakan peluang lewat lini tengah.
Pogba dan Bruno memiliki tugas yang identik sebagai kreator serangan atau playmaker.
Walaupun keduanya memiliki cara yang berbeda untuk melakukanya, Bruno dibebaskan untuk bergerak maju, sekaligus memberi ruang kepada penyerang United.
Progresi Bruno membuat dia intens melakukan sentuhan di area half space.
Peran ini vital karena area tersebut adalah area yang digunakan Ole untuk menembus pertahanan lawan.
Sementara Pogba, cenderung memaksimalkan umpan untuk menciptakan peluang dengan spesialisasinya dalam membaca pergerakan rekan setimnya.
Total, Pogba sudah menciptakan 7 assist dari 8 pertandingannya di musim ini bersama Manchester United.
singkatnya, jalur serangan United terdiri dari tiga bagian utama. Dari Harry Maguire di lini belakang, Pogba di area tengah, dan diteruskan kepada Bruno Fernandes untuk disebarkan ke pemain depan.
Itulah yang menjadi alasan mengapa Bruno menjadi pemain yang memiliki statistik yang begitu mencolok dalam hal menciptakan peluang.
Sebenarnya, Ole memiliki terobosan jitu dengan menaruh Pogba sebagai winger kiri.
Peran Pogba dapat begitu membantu Bruno untuk menciptakan peluang di depan, namun, hal tersebut tak dilakukan Ole dalam pertandingan tadi malam.
Padahal, keberadaan sang pemain di sayap kiri membuat perannya lebih efektif, kemampuan kotrol bola dan dribel Pogba menjadi begitu terlihat.
Serangan United juga dibuat lebih kaya, meski berada di kiri, namun peran utama pemain berusia 28 tahun tersebut adalah menjadi seorang playmaker.
Visi bermainnya yang cemerlang dimanfaatkan Ole untuk menjadi sutradara di sepertiga akhir serangan Setan Merah.
Namun, dengan adanya Pogba di kiri, mengharuskan United untuk mencadangkan barisan wingernya.
Nama-nama seperti Jadon Sancho, Marcus Rashford, hingga Anthony Martial memang terlaly mentereng untuk hanya duduk di bangku cadangan.
Namun, tumpulnya deretan winger yang disebutkan tersebut membuat Bruno Fernandes harus bekerja ekstra.
Sebagai motor serangan, Bruno merangkap sebagai goal getter dari lini kedua.
Walaupun sang pemain telah terlibat dalam 49 gol dari 58 laga yang dijalani bersama United, namun tugas seberat itu tak bisa terus-terusan diberikan untuk Bruno.
Bruno Fernandes memang tak punya masalah dalam urusan menciptakan peluang, memberi assist, ataupun mencetak gol, tapi ia butuh pemain lain yang membantu dan menggantikannya saat dia sedang tak begitu cemerlang.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.