Titik Kemegahan Chelsea: Tangan Dingin Thomas Tuchel, Efisiensi Mason Mount, dan Pujian Jurgen Klopp
Ulasan mengenai Performa Mentereng Chelsea di bawah Nahkoda Thomas Tuchel serta efisiensi Mason Mount yang mampu mengangkat performa The Blues.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Lewat skema itu juga, Tuchel sukses membawa The blues lolos ke partai final Liga Champions sekaligus menjuarainya.
Contoh paling nyata dari skema itu adalah ketika Chelsea mempermalukan Manchester City di final Liga Champions 2021.
Tuchel berhasil mementahkan strategi Pep Guardiola dengan menutup rapat lini tengah.
Pelatih berusia 48 tahun itu juga menggunakan taktik man marking yang agresif.
Taktik ini sengaja dipilih Tuchel karena ia ingin para pemain Chelsea terus bergerak menempel lawan ketika memasuki area tengah.
Hal itulah yang membuat City kewalahan menembus pertahan The Blues dan tak mampu mencetak satu gol pun selama dua babak.
Cara Tuchel menyerang adalah dengan menarik Mason Mount sedikit ke belakang, serta membiarkan Werner dan Havertz bergerak bebas mencari celah pertahanan City yang sibuk menyerang.
Hasilnya, Chelsea berhasil mencuri gol lewat kaki Kai Havertz yang bergerak ke tengah menyambut umpan Mason Mount dari sisi kiri.
Skor tipis 1-0 sukses membawa Chelsea menjuarai Si Kuping Besar. Gelar yang sudah lama dirindukan oleh tim asal London tersebut.
Apa yang berhasil ditunjukkan dan diraih oleh Tuchel di musim lalu, mampu ia pertahankan hingga sekarang.
Efisiensi Mason Mount
Mason Mount adalah salah satu pemain Chelsea yang penampilannya paling konsisten, baik di era kepelatihan Lampard atapun Tuchel, ia selalu menjadi pilihan utama dan tampil memuaskan.
Pemain berusia 23 tahun tersebut sejatinya bukanlah seorang pencetak gol handal, perannya lebih mumpuni sebagai seorang penyambung antara lini tengah menuju depan permainan The Blues.
Dan sang juru taktik, Thomas Tuchel paham betul akan potensi dan atribut seorang Mason Mount. Ia memberi kebebasan Mount untuk bergerak dan mengatur serangan Chelsea di tengah ataupun samping.
Mount adalah pemain versatile. Dalam skema dasar 3-4-3 atau 3-4-2-1 yang digunakan eks pelatih PSG tersebut, ia bisa masuk dalam berbagai posisi yang ditugaskan sang juru taktik.
Ia dapat dimainkan di posisi winger kanan, winger kiri, dan memainkan peran no. 10. meskipun seringkali bermain sebagai winger peran utama Mount adalah sebagai playmaker yang diandalkan The Blues untuk merusak kenyamanan bek lawan dalam bertahan.
Visi bermain dan keuletannya dalam mencari ruang begitu baik, sehingga ia tak kesulitan untuk memberi kontribusi yang memuaskan sang pelatih.
Sebagai seorang playmaker, Mount membuktikan diri sebagai kreator serangan yang handal.
Serangan-serangan Chelsea banyak berasal dari kakinya, dilansir Fbref dan sofascore, catatn umpan kuncinya berada di angka 2,76 per pertandingan. Menjadi yang paling tinggi diantara pemain The Blues lainnya.
Sering melakukan umpan beresiko dan terobosan yang rawan dipotong bek lawan, catatan pass completion Mount masih sangat baik yaitu di angka 81.9% per pertandingan.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.