Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Leicester City vs Arsenal: Konsistensi Mikel Arteta Diuji Efisiensi Brendan Rodgers di Liga Inggris

Laga malam besok akan menjadi ujian sesungguhnya dari skema Arteta yang mulai menemui titik cerah.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Leicester City vs Arsenal: Konsistensi Mikel Arteta Diuji Efisiensi Brendan Rodgers di Liga Inggris
BEN STANSALL / AFP
Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta (kiri) dan penjaga gawang Arsenal asal Inggris Aaron Ramsdale (kedua dari kiri) merayakan kemenangan mereka dalam pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. Arsenal memenangkan pertandingan ke-3 -1. 

TRIBUNNEWS.COM - Pekan kesepuluh Liga Inggris 2021/2022 akan dibuka dengan laga seru antara Leicester City vs Arsenal pada Sabtu, (29/10/2021) malam WIB.

Pertandingan yang akan digelar di Stadion King Power tersebut menjadi ajang bagi kedua tim untuk naik dari papan tengah Liga Inggris.

Leicester City dan Arsenal sama-sama mengumpulkan 14 poin dari sembilan pertandingan.

Baca juga: 8 Tim Lolos Perempat Final Piala Carabao. Termasuk Arsenal, Chelsea, Liverpool, Spurs, dan West Ham

Baca juga: Garansi Untuk Eddie Nketiah, Arteta Minta Nketiah Bertahan Setelah Sumbang Gol Lagi untuk Arsenal

Mereka berada di posisi kesembilan dan sepuluh klasemen Liga Inggris, Leicester berada di atas lantaran unggul dalam agresifitas gol.

Raihan tiga poin akan mendongkrak posisi mereka menuju papan atas, gep antara peringkat kelima hingga sepuluh hanya berjarak satu angka saja.

Sebagai tuan rumah, Leicester City menunggu kedatangan Arsenal dengan percaya diri, dari empat laga terakhir baik di ajang domestik maupun kontinental.

Tim asuhan Brendan Rodgers sukses meraih empat kemenangan, bahkan satu dari empat kemenangan tersebut berhasil mereka raih dari tangan Manchester United.

Berita Rekomendasi

The Gunners pun datang ke Stadion King Power dengan kepala tegak, dari delapan pertandingan terakhir, pasukan Arteta tak pernah sekalipun merasakan kekalahan.

Enam kemenangan dan dua hasil imbang adalah catatan dari konsistennya barisan Bukayo Saka dan Kolega.

The Gunners yang akan tampil dengan kekuatan penuh, juga diuntungkan dari absennya ujung tombak Leicester, Jamie Vardy yang masih didekap cedera.

Namun, efisiensi permainan Brendan Rodgers nampaknya tak akan membuat The Foxes kesulitan mencetak gol ke gawang Arsenal meski tanpa diperkuat top skorer sementara mereka.

Eks pelatih Liverpool tersebut selalu punya cara untuk memaksimalkan potensi pemain dari skuat yang ada di Leicester City.

Sepak terjang Leicester di tangan Brendan Rodgers

The Foxes sejak musim lalu memang menjadi tim unggulan yang keterlibatannya dalam mengganggung kenyamanan tim big six di Liga Primer Inggris begitu mencolok.

Tak hanya itu, sudah ada sumbangan dua gelar (FA Cup dan English Super Cup) Enam tahun sejak Leicester City secara mengejutkan meraih gelar Liga Primer Inggis pada musim 2015/2016.

Manajer Leicester City dari Irlandia Utara, Brendan Rodgers, menyaksikan pertandingan babak 32 besar Liga Europa UEFA, pertandingan sepak bola leg kedua antara Leicester City dan Slavia Praha di King Power Stadium di Leicester, Inggris tengah pada 25 Februari 2021.
Adrian DENNIS / AFP
Manajer Leicester City dari Irlandia Utara, Brendan Rodgers, menyaksikan pertandingan babak 32 besar Liga Europa UEFA, pertandingan sepak bola leg kedua antara Leicester City dan Slavia Praha di King Power Stadium di Leicester, Inggris tengah pada 25 Februari 2021. Adrian DENNIS / AFP (Adrian DENNIS / AFP)

Kedua trofi domestik tersebut berhasil mereka raih dengan mengalahkan dua tim raksasa Liga Primer Inggris yaitu Chelsea dan Menchester City.

Artinya, The Foxes bukan lagi dianggap sebagai tim kuda hitam, keberadaanya memang diakui sebagai tim yang mampu finish di papan atas dan bersaing memperebutkan gelar, serta mewakiliki Inggris untuk berkompetisi di laga-laga Kontinental.

Meski sempat terseok-seok di musim 2016/2017 dan 2017/2018, Leicester City berhasil bangkit dan tampil konsisten bersama juru taktik asal Irlandia Utara, Brendan Rodgers.

Rodgers sengaja didatangkan The Foxes berkat catatan menterengnya di Liga Skotlandia bersama Glasgow Celtic.

Saat itu, pelatih berusia 48 tahun tersebut sukses meraih tujuh frofi domestik untuk The Hoops dalam waktu kurang dari tiga tahun, mengesankan.

Bak juru selamat, Rodgers berhasil mengangkat kembali derajat The Foxes di musim 2019/2020.

Kasper Schmeichel dan kolega mampu dibawanya untuk bersaing di papan atas Liga Primer Inggris dan bersaing untuk memperubatkan satu tiker Liga Champions.

Sayangnya, akibat banyaknya pemain Leicester City yang diterpa cedera kala itu, membuat The Foxes harus puas finish di peringkat lima dan hanya tampil di Liga Eropa.

Namun, hasil tersebut sudahlah cukup mentereng untuk tim sekelas Leicester yang tak lakukan jor-joran untuk membeli pemain seperti tim-tim elit Liga Primer Inggris lainnya.

Tampil secara kolektif dan konsisten menjadi kunci tim asuhan Brendan Rodgers mampu banyak berbicara di kompetisi paling kompetitif di dunia tersebut.

Buktinya, di musim selanjutnya (2020/2021) The Foxes kembali mampu finish di peringkat lima Liga Primer Inggris dan berada di atas dua tim big six lainnya asal London, Tottenham Hotspur dan Arsenal.

Plus, di musim tersebut, Teilemans dan kawan-kawan juga berhasil membawa pulang dua trofi domestik yang sudah disebutkan di atas.

Scouting pemain dan rekrutmen cerdas menjadi kunci dibalik konsistennya penampilan Leicester di dua musim tersebut.

Kehilangan sederet pemain bintang, justru membuat The Foxes mampu menambalnya dengan sejumlah pemain potensial yang menjadi tulang punggung tim, tak terlalu mentereng namun begitu efektif.

Pada musim 2019/2020, Leicester City menjual tiga pemain dengan total biaya 88,5 juta euro. hampir seluruh dari dana tersebut adalah hasil dari penjualan Harry Maguire ke Manchester United.

The Foxes pun merogoh kocek hingga 104,3 juta euro untuk memboyong empat pemain unggulan, yaitu Ayoze Perez, James Justin, Dennis Praet, dan punggawa Timnas Belgia, Youri Tielemans.

Di musim selanjutnya, Leicester juga menjual pemain bintang mereka, Ben Chilwell ke tim kaya raya Inggris, Chelsea dengan biaya transfer 50 juta euro.

Sebagai gantinya, The Foxes mampu memboyong dua pemain lain yang tak kalah secara kualitas, yaitu Wesley Fofana dan Timothy Castagne.

Ya, sederet nama yang diboyong Leicester City tak ada yang berakhir sia-sia, mereka mampu menjadi andalan tim di lini belakang hingga depan.

“Kami membangun tim demi menjadi sekompetitif mungkin tanpa melakukan pemborosan dalam membelanjakan pemain,” kata Rodgers dilansir laman resmi Leicester City.

"Pemain yang kami beli kami gunakan untuk mengangkat performa kami di liga, tak harus nama besar, mereka harus mempunyai prospek disini," lanjutnya.

Ucapan Rodgers bukanlah isapan jempol semata. Bahkan, Wesley Fofana sempat menjadi bidikan tim-tim elit Eropa karena keperkasaannya menjaga pertahanan The Foxes.

Sedangkan Youri Tielemans dapat dikatakan sebagai rekrutan terbaik tim yang berbarkas di Stadion King Power Stadium tersebut.

Ia mampu menjadi jendral lapangan tengah Leicester serta beberapa kali menjadi pemecah kebuntuan untuk The Foxes.

Sejak didatangkan tiga tahun silam, pemain berusia 24 tahun tersebut mampu menyumbang 20 gol dan 22 assist untuk The Foxes.

Tak hanya dalam urusan menyerang, ia juga menjadi tumpuan Leicester dalam aspek menjaga pertahanan.

Bersama Wilfred Ndidi, ia bertugas mengawal dan memutus serangan lawan dari lini tengah.

Di musim ini, rekrutan terbaru mereka asal Zambia, Patson Daka juga mampu menunjukan tajinya dalam urusan mendongkrak lini serang The Foxes.

Patson Daka merupakan striker anyar The Foxes yang diboyong dari klub Austria, RB Salzburg pada transfer musim panas tahun ini.

Striker berusia 23 tahun tersebut ditebus dengan harga 30 juta euro atau sekitar Rp 490,9 miliar, Daka menjadi pemain Zambia keempat yang berkiprah di Liga Primer Inggris.

Bukan tanpa alasan Leicester berani mengeluarkan dana sebanyak itu untuk memboyongnya, Daka merupakan striker tajam yang torehan golnya selalu berada di atas dua 20 saat bermain di Bundesliga Austria.

Di musim lalu saja, sang striker berhasil mencetak 27 gol dari 28 penampilan bersama Salzburg di Liga Austria, ia pun dinobatkan sebagai pemain terbaik musim 2020/2021.

Patson Daka memang didatangkan The Foxes untuk menambal posisi Jamie Vardy yang sudah berusia 34 tahun.

Daka dianggap sebagai pengganti jangka panjang yang sepadan untuk top skor Leicester City di 4 musim berturut-turut tersebut.

"Itu adalah alasan utama kami memboyong Patson Daka, dia sangat mirip dengan Jamie Vardy saat bermain," kata Brendan Rodgers saat awal kedatangan Daka di Leicester City dilansir The Guardian.

"Dia bisa berlari dari belakang dengan cepat, dia juga memiliki kemampuan finishing yang hebat," lanjut eks pelatih Liverpool itu.

Dengan cederanya Vardy, Patson Daka akan menjadi tumpuan di lini depan The Foxes dalam laga menghadapi Arsenal besok malam.

Konsistensi Arsenal bersama Arteta

Setelah merasakan tiga kekalahan menyakitkan secara berturut-turut di partai awal Liga Primer Inggris, Arsenal mampu bangkit di laga setelahnya dengan meraih empat kemenangan dan dua hasil imbang.

Sang juru taktik, Mikel Arteta patut berseri-seri berkat skema "Arteta Ball" miliknya yang mulai terimplementasikan dengan baik.

Apalagi, pelatih asal Spanyol tersebut dinobatkan sebagai Manajer Terbaik Liga Primer Inggris untuk bulan September.

Arteta datang ke Arsenal dengan pengalamannya sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City, ia juga terinspirasi dari Marcelo Bielsa dalam meracik strategi permainan.

Maka, permainan Arteta tak jauh-jauh dari possesion football mengandalkan pergerakan cepat yang dilakukan secara kolektif oleh para pemainnya.

Visi Arteta untuk bermain kolektif butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.

Progresi serangan yang diterapkan Mikel Arteta kerap dimulai dari lini belakang, dengan mengutamakan ball possesion.

Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Crystal Palace di Stadion Emirates di London pada 18 Oktober 2021.
Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Crystal Palace di Stadion Emirates di London pada 18 Oktober 2021. (Glyn KIRK / AFP)

Itu membuat Arteta membutuhkan sosok gelandang yang dapat mengontrol bola dengan baik dan memiliki kualitias passing yang mumpuni, sehingga dapat menjadi penghubung dari lini bertahan ke lini serang.

Dan sosok gelandang tersebut adalah Martin Odegaard.

Akurasi passing Odegaard per pertandingan bersama The Gunners musim ini mencapai 31.7 (87%).

Itu menjadi yang tertinggi dari gelandang Arsenal lainnya.

Kelebihan Odegaard yang tak dimiliki gelandang The Gunners lainnya adalah kemampuannya menemukan ruang di lini tengah dan pertahanan lawan.

Odegaard juga mempunyai kemampuan teknis untuk mengirim umpan terobosan dengan bola chip, teknik tersebut dapat membuka ruang sempit yang ada di pertahanan lawan.

Kemampuannya tersebut sangat membantu para penyerang Arsenal, khususnya ketika sudah berada di area sepertiga akhir lawan.

Itu juga menjadi salah satu alasan mengapa sejak adanya Odegaard, Arsenal mampu menciptakan peluang yang lebih banyak.

Aliran bola lini tengah The Gunners juga lebih cair dengan moncernya penampilan Martin Odegaard di lini tengah Arsenal.

Serangan-serangan Arsenal yang melempem di tiga laga awal Liga Primer Inggris, sudah terlihat kembali agresif di laga-laga setelahnya.

dari enam pertandingan terakhir The Gunners di Liga Primer Inggris, tim asuhan Arteta mampu menciptakan 61 tembakan dengan 39 on target.

Arsenal juga mencatatkan xG 11.6 dengan torehan 10 gol, kembali moncernya penampilan Aubameyang juga membuat lini depan lebih berbahaya.

Hal lainnya yang membuat pemain berusia 23 tahun spesial adalah kemampuannya yang dapat bermain di beberapa posisi di area sentral.

Kelebihan ini sudah pernah dimanfaatkan Mikel Arteta di musim lalu. Odegaard bisa dipasang sendirian sebagai playmaker.

Ia juga bisa bermain berdampingan dengan Emile Smith Rowe sebagai gelandang serang dengan baik.

Smith Rowe bisa bermain dengan bagus saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.

Kejelian Arteta dalam memanfaatkan kelebihan dua pemain mudanya tersebut patut diapresiasi.

Arteta perlahan juga mampu membuat struktur serangan Arsenal lebih tertata, penempatan posisi pemain juga lebih jelas. 

Implementasi permainan "Arteta Ball" yang diusungnya mulai menemukan titik cerah.

Kedua pemain tersebut mampu bermain di dua posisi dengan sama baiknya.

Odegaard sebagai pemain nomor 10 dan 8, Smith Rowe sebagai playmaker dan winger kiri.

Di atas lapangan, kedua pemain tersebut juga dapat bergantian untuk berperan sebagai playmaker atau nomor 10.

Ketika Odegaard menjemput bola ke dalam, Smith Rowe dapat masuk ke tengah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemain asal Norwegia tersebut.

Skema seperti itu seringkali dilakukan Arteta untuk membuat lini tengah Arsenal lebih dominan, terutama dalam proses build up serangan.

Laga malam besok akan menjadi ujian sesungguhnya dari skema Arteta yang mulai menemui titik cerah. Lawan yang dihadapi juga memiliki efisiensi permainan dan skuat yang mumpuni.

Prediksi Susunan Pemain:

Leicester City (3-4-3): Schmeichel; Amartey, Soyuncu, Vestergaard, Bertrand; Tielemans, Soumare; Maddison, Iheanacho, Patson Daka

Pelatih: Brendan Rodgers

Arsenal (4-2-3-1): Ramsdale; Tavares, Gabriel, White, Tomiyasu; Partey, Odegaard, Smith Rowe; Bukayo Saka, Aubameyang, Lacazette

Pelatih: Mikel Arteta

(Tribunnews/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
16
12
3
1
37
16
21
39
2
Chelsea
17
10
5
2
37
19
18
35
3
Arsenal
17
9
6
2
34
16
18
33
4
Nottm Forest
17
9
4
4
23
19
4
31
5
Bournemouth
17
8
4
5
27
21
6
28
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas