Benci Dikaitkan dengan MU, Rodgers Punya Misi Besar Bersama Leicester, Ulang Dongeng 2015/2016
Leicester bukan lagi dianggap sebagai tim kuda hitam, keberadaanya diakui sebagai tim yang mampu finish di papan atas dan bersaing memperebutkan gelar
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
Bak juru selamat, Rodgers berhasil mengangkat kembali derajat The Foxes di musim 2019/2020.
Baca juga: Konsistensi Arsenal, Peran Ben White dan Aaron Ramsdale, Kunci Arteta Jelang Lawan Liverpool
Kasper Schmeichel dan kolega mampu dibawanya untuk bersaing di papan atas Liga Primer Inggris dan bersaing untuk memperubatkan satu tiker Liga Champions.
Sayangnya, akibat banyaknya pemain Leicester City yang diterpa cedera kala itu, membuat The Foxes harus puas finish di peringkat lima dan hanya tampil di Liga Eropa.
Namun, hasil tersebut sudahlah cukup mentereng untuk tim sekelas Leicester yang tak lakukan jor-joran untuk membeli pemain seperti tim-tim elit Liga Primer Inggris lainnya.
Tampil secara kolektif dan konsisten menjadi kunci tim asuhan Brendan Rodgers mampu banyak berbicara di kompetisi paling kompetitif di dunia tersebut.
Buktinya, di musim selanjutnya (2020/2021) The Foxes kembali mampu finish di peringkat lima Liga Primer Inggris dan berada di atas dua tim big six lainnya asal London, Tottenham Hotspur dan Arsenal.
Plus, di musim tersebut, Teilemans dan kawan-kawan juga berhasil membawa pulang dua trofi domestik yang sudah disebutkan di atas.
Scouting pemain dan rekrutmen cerdas menjadi kunci dibalik konsistennya penampilan Leicester di dua musim tersebut.
Kehilangan sederet pemain bintang, justru membuat The Foxes mampu menambalnya dengan sejumlah pemain potensial yang menjadi tulang punggung tim, tak terlalu mentereng namun begitu efektif.
Pada musim 2019/2020, Leicester City menjual tiga pemain dengan total biaya 88,5 juta euro. hampir seluruh dari dana tersebut adalah hasil dari penjualan Harry Maguire ke Manchester United.
The Foxes pun merogoh kocek hingga 104,3 juta euro untuk memboyong empat pemain unggulan, yaitu Ayoze Perez, James Justin, Dennis Praet, dan punggawa Timnas Belgia, Youri Tielemans.
Di musim selanjutnya, Leicester juga menjual pemain bintang mereka, Ben Chilwell ke tim kaya raya Inggris, Chelsea dengan biaya transfer 50 juta euro.
Sebagai gantinya, The Foxes mampu memboyong dua pemain lain yang tak kalah secara kualitas, yaitu Wesley Fofana dan Timothy Castagne.
Ya, sederet nama yang diboyong Leicester City tak ada yang berakhir sia-sia, mereka mampu menjadi andalan tim di lini belakang hingga depan.