Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Praktik Curi Umur Hingga Main Dukun, Akmal Beberkan Potret Suramnya Pembinaan Sepakbola Tanah Air

Praktik curi umur hingga main dukun juga ada di sepakbola kita dari sisi pembinaan yang bikin prestasi Timnas jalan di tempat

Penulis: Lusius Genik Ndau Lendong
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Praktik Curi Umur Hingga Main Dukun, Akmal Beberkan Potret Suramnya Pembinaan Sepakbola Tanah Air
Dokumentasi Akmal Marhali
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali saat bertemu dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Plt Sekjen Yunus Nusi. 

Misal di kompetisi antar-sekolah sepakbola (SSB), ada istilah cabut pemain yang bukan bagian dari klub tersebut.

"Praktik-praktik tidak sportif lain, misal curi umur, bahkan main dukun juga ada di sepakbola kita," kata Akmal.

Semua praktik tidak sportif ini, kata Akmal dilakukan demi meraih kemenangan.




"Yang dibangun pada perspektif pemain usia muda adalah mengejar kemenangan di setiap event yang diikuti. Ini kan problem," kata Akmal. 

Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di Eropa. 

Di Eropa, para pesepakbola di usia muda itu diberikan konsep berlatih fun football. 

Baca juga: Berita Chelsea, Romano Sebut Jorginho Bukan Prioritas, Siap Hambur Uang Buat Angkut Gavi dari Barca

Mereka bermain dengan kesenangan, tapi teknik-teknik diperbaiki semuanya. 

BERITA TERKAIT

"Jadi dari dasar teknik-teknik bermain sepakbola itu sudah diberikan. Misal di Italia, Spanyol, Inggris, Jerman, itu sudah dari usia muda diberikan teknik-teknik yang benar dalam bermain sepakbola," tutur Akmal.

Akmal mencontohkan, baru-baru ini Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pusing melihat kontrol bola dan passing kurang akurat yang ditampilkan para pemain tim nasional.

"Shin Tae-yong saja pusing melihat bagaimana buruknya kontrol bola pemain kita, passing pemain kita di tim nasional. Ini kan problem yang datang karena pembinaan di usia muda kurang baik," jelas Akmal.

Akmal bahkan menyebut kompetisi sepakbola dengan jenjang usia sporadis. 

"Karena tidak diatur dengan baik, sehingga tidak menghasilkan output yang maksimal. Misalnya kategori usia, justru terjadi eksploitasi pada pemain," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas