Real Madrid Menuju Singgasana, Tuah Ancelotti, Duet Benzema & Vinicius, Esensial Rekrutan Anyar
Real Madrid jauh meninggalkan Atletico Madrid yang baru mengumpulkan 29 angka, dan rival abadi mereka, Barcelona yang masih berjuang di papan tengah.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kualitas Alaba memang tak diragukan dalam sepak bola Eropa, ia didatangakan Los Blancos dari tim raksasa Jerman, Bayern Munchen.
Selama berada di Allianz Arena, Alaba telah mempersembahkan 9 gelar Bundesliga, 6 DFB-Pokal, dan 2 Liga Champions.Ia juga menjadi pemain penting saat Die Rotten meraih predikat treble winners di musim 2019/2020.
Sang pemain menjadi andalan lini belakang Bayern Munchen di era kepelatihan Hansi Flick, pelatih yang kini menjabat sebagai juru taktik Timnas Jerman tersebut sangat mengagumi sosok Alaba.
“Dia (Alaba) sangat penting bagi tim di lapangan juga di luar lapangan, dia mewujudkan nilai-nilai tertentu dan sangat populer dengan tim dan penggemar, dia pemain yang luar biasa," Kata Hansi Flick dilansir The Guardian.
David Alaba sengaja didatangkan Real Madrid untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Sergio Ramos, pemain berusia 35 tahun tersebut memilih hengkang ke klub asal Prancis, Paris Sain-germain (PSG).
Sebagai pemain yang berposisi sebagai pemain belakang, Alaba memiliki sejumlah keunggulan yang tak dimiliki Ramos. Alaba merupakan pemain serba bisa atau biasa disebut versatile.
Pemain berkaki kidal tersebut dapat bermain di berbagai posisi yang berbeda dengan sama baiknya.
Pada musim lalu saat dirinya masih berkostum Die Rotten, Alaba tampil dalam 23 laga sebagai bek tengah, enam kali sebagai bek kiri, dan delapan kali sebagai gelandang bertahan. Sisanya, dia bermain dalam posisi lain.
Selain menjadi pemain serba bisa, keunggulan yang dimiliki Alaba adalah kecerdasannya dalam mengambil keputusan.
Ia paham betul kapan harus bertahanan dan kapan harus membantu tim untuk menyerang. Keputusannya di lapangan sangat cepat dan akurat.
Satu golnya ke bawang Barcelona adalah contohnya, saat Real Madrid mendapatkan momen untuk melakukan serangan balik, Alaba dengan cerdas berlari ke depan untuk mengisi ruang yang ditinggalkan Vinicius yang berada di belakang.
Ia pun sukses menciptakan gol spektakuler lewat tendangan keras kaki kirinya yang menghujam gawang Ter Stegen.
Gol seperti itu adalah gol yang sulit atau bahkan tidak pernah diciptakan Ramos untuk Real Madrid, gol-gol Ramos banyak tercipta dari proses set piece memanfaatkan kemampuan menyundul bolanya yang memang luar biasa.
Alaba juga memiliki atribut lain yang lebih mentereng dari Sergio Ramos, yaitu kecermatannya dalam mengeksekusi bola mati.
Dilansir FBref dan Squawka, David Alaba berhasil mencetak 10 gol dari 124 kesempatan tendangan bebas. Torehan terbaiknya terjadi pada musim 2014/2015 ketika pemain berpostur 180 cm itu berhasil mencetak tiga gol tendangan bebas dari 12 kesempatan yang didapat.
Dengan jumlah gol yang diciptakan dari tendangan bebas, nama Alaba bahkan lebih hebat dari seorang Cristiano Ronaldo.
Jika dirata-rata Alaba berhasil mencetak satu gol dalam setiap 12,4 percobaan, sementara Cristiano Ronaldo hanya mampu mencetak satu gol dalam setiap 13,4 percobaan.
Tak hanya handal melakukan set piece untuk terjadinya gol, Alaba juga terbukti efektif dalam hal memberi umpan matang kepada pemain Los Blancos.
Di musim ini, catatan xA-nya berada di angka 1.2 per pertandingan. Menjadi yang tertinggi diantara pemain belakang Real madrid lainnya.
David Alaba juga sukses menyumbangkan dua assist untuk Real Madrid musim ini, kembali menjadi yang terbanyak diantara pemain belakang Los Blancos yang lain.
Tak hanya itu, atribusi lain yang tak dimiliki Sergio Ramos adalah kemampuan Alaba dalam mengatur tempo serangan sekaligus visinya dalam mengirim umpan.
Kapten Timnas Austria tersebut menjadi sosok penting bagi Los Blancos dalam hal membagi bola, itu sangat membantu Real Madrid untuk membangun serangan dari belakang.
Catatan umpan bawah sukses Alaba berada di angka 92,13%, sedangkan umpan udara berada di angka 77%.
Kelebihan Alaba sangat efektif dalam Real Madrid untuk menguasai pertandingan, tim asuhan Carlo Ancelotti mencatatkan penguasaan bola 62,13% di musim ini.
Dengan kelebihannya tersebut, ia juga aktif mengirim umpan diagonal ke depan untuk memberi bola ke full back Real Madrid yang aktif membantu serangan.
Ya, usia Alaba baru 28 tahun dan dalam kondisi yang prima, hampir di tiap laga yang dijalani Real Madrid musim ini, Alaba selalu menjadi pilihan utama Ancelotti untuk mengawal lini belakang Los Blancos.
Bukan tak mungkin, belasan gelar yang berhasil Alaba sumbangkan untuk Bayern Munchen juga bisa ia torehkan bersama Los Blancos di musim-musim ke depan.
(Tribunnews.com/Deivor)