Kualitas Individu Timnas Indonesia, Plus Minus Skema Shin Tae-yong & Kebangkitan Kamboja
jika bicara kolektivitas, permainan Garuda masih belum begitu padu, banyak kesalahan passing dan permainan satu dua yang berakhir sia-sia.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan di babak pertama, namun saat babak kedua, kontra strategi yang dilakukan Tae-yong membuat lini tengah Indonesia kehilangan kreatifitas.
Untungnya, pressing yang dilakukan Indonesia serta kualitas permainan Kamboja yang masih ebrada di bawah, mampu menutupi kelemahan tersebut.
Meskipun begitu, Kamboja yang sekarang telah berbeda, berada di bawah manajer sekaliber Keisuke Honda membuat mereka bermain mengandalkan sistem yang jelas.
Para pemain muda mereka tampil energik dan percaya diri, pressing dan kolektivitas mereka juga mampu membuat Garuda kelimpungan dan kehilangan bola.
Untungnya, ketika kehilangan bola, Evan Dimas bakal turun untuk membuat Indonesia unggul jumlah di lini tengah, sementara ketika bertransisi dari bertahan ke menyerang, ia menjadi pusat serangan bersama Ezra Walian.
Pengambilan posisi pemain depan Indonesia juga membantu Timnas mencetak gol meski tanpa melalui proses yang apik.
Baca juga: Ban Kapten Pelangi di Piala AFF, Awal Kampanye LGBT Lewat Sepakbola & Penolakan Timnas Indonesia
Baca juga: Persija Jakarta Bisa Pertahankan Marco Motta Jika Belum Ada Penggantinya Kata Julian Tamar
Dengan adanya Irfan dan Ezra di sisi kanan dan tengah, Evan Dimas dengan mudah bisa mendistribusikan bola kepada kedua pemain yang pintar dalam mencari ruang untuk dapat dieksploitasi.
Munculnya Ricky Kambuaya dari lini kedua juga membuat serangan timnas berbahaya, para pemain Kamboja dibuat kerepotan dalam menjaga kedalaman dan menjaga para pemain Garuda.
Gol keempat Indonesia yang dicetak Ramai Rumakiek adalah contohnya, Kambuaya yang berada di depan kotak penalti melakukan keping bola lalu memberikannya kepada Rumakiek di sisi kiri pertahanan lawan.
Melakukan cut inside, Rumakiek langsung melakukan tendangan keras dengan kaki kanannya yang sukses menghujam gawang Kamboja.
Kredit juga patut diberikan untuk permainan sang gelandang bertahan, Rahmat Irianto.
Selain dua golnya, ia juga bekerja keras perihal memutus serangan Kamboja yang bermain mengandalkan umpan pendek kaki ke kaki.
Irianto juga acap kali diberi peran oleh Shin Tae-yong untuk menjadi anchor di lini belakang.
Agresifnya para full back Timnas Garuda, diakali oleh Tae-yong dengan menaruh Irianto sejajar dengan para bek tengah timnas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.