Pelanggaran & Koleksi Kartu Kuning Banyak, Mengapa Indonesia Jadi Tim Fair Play di Piala AFF 2020?
Alasan mengapa Indonesia dinobatkan sebagai tim Fair Play di Piala AFF 2020, padahal jumlah kartu kuning, pelanggaran, dan tekel skuat Garuda banyak.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Media Vietnam, The Thao 247 dan Bongda menyoroti mengapa Indonesia dinobatkan sebagai tim Fair Play di Piala AFF 2020.
Padahal, jumlah koleksi kartu kuning Indonesia banyak, begitu juga dengan total pelanggaran yang dilakukan oleh Asnawi Mangkualam dan kolega.
Dalam delapan pertandingan yang dilakoni skuat Garuda di Piala AFF 2020, mulai dari babak fase grup hingga final, Indonesia menghasilkan 13 kartu kuning dan nirkartu merah.
Koleksi itu lebih sedikit jika dibandingkan Thailand, sang jawara Piala AFF 2020 yang mengoleksi 17 kartu kuning.
Baca juga: Pemain Timnas Indonesia Di Piala AFF 2020 Dilirik Klub Luar Negeri, Shin Tae-yong Bilang Bagus
Tim asuhan Shin Tae-yong tercatat melakukan 143 pelanggaran, dibandingkan Thailan yang hanya 117, menurut statistik AFF.
Gameplay Indonesia juga tergolong buruk, skuat Garuda menjadi tim yang paling banyak melakukan tekal dengan 138 percobaan, tingkat keberhasilan hanya 63 persen.
Namun, menurut riset Zing dalam laporan Bongda, Indonesia dan Thailand memiliki keunggulan dalam memainkan pertandingan yang lebih banyak.
Indonesia dan Thailand sama-sama memainkan delapan pertandingan, tetapi Indonesia mengoleksi kartu kuning lebih sedikit.
AFF menetapkan penghargaan Fair Play oleh Komite Disiplin AFF.
Kriteria penghargaan akan dipertimbangkan sesuai dengan aturan FIFA yang merajuk pada kolom Fair Play.
Baca juga: Shin Tae-yong Ungkap Fasilitas AFF, Ada Orang Mabuk-mabukan di Lokasi Pemain Timnas Istirahat
Dalam panduan tersebut, tidak mencakup kriteria jumlah penalti.
Selain hal di atas, semangat Fair Play juga menjadi alasan mengapa Indonesia mendapatkan penghargaan ini.
"Bermain untuk kemenangan tetapi juga menerima kekalahan."
"Bermain dalam semangat aturan sepak bola."
"Hormati lawan, rekan satu tim, wasit, ofisial, dan penonton."
"Tampilkan kesenangan dalam sepak bola."
Baca juga: Thailand Juara Piala AFF 2021, Polking Beri Bantuan untuk Timnas Indonesia agar Makin Moncer
Empat poin di atas termasuk dalam kriteria penilaian untuk tim yang berhak mendapatkan predikat Fair Play.
Menurut pakar sepak bola Phan Anh Tu, yang juga pernah bertugas sebagai sekretaris jenderal Federasi Sepak Bola Vietnam, Indonesia menerima penghargan Fair Play karena sikap positif dari para pemain dan seluruh ofisial tim.
"Mereka kalah 0-4 di final leg pertama, tapi tetap bermain bagus dan fair melawan Thailand di leg kedua," kata Phan Anh.
Penjelasan Phan Anh Tu jelas mengacu pada poin "Semangat bermain dalam aturan sepak bola".
"Bermain dengan baik membutuhkan keberanian dan kepribadian, Itu menyenangkan kita dan kadang-kadang bisa dihargai atau kalah dengan baik.
"Bermain bagus memberi kami rasa hormat," jelas aturan Fair Play yang ditulis FIFA.
"Menang adalah tujuan dari setiap pertandingan. Anda tidak bisa pergi ke lapangan dengan pola pikir mempersiapkan kekalahan.
"Jika Anda tidak bermain untuk menang, Anda menipu lawan dan penonton Anda, tidak menganggap diri Anda serius," jelas FIFA yang mengacu pada poin bermain untuk kemenangan tetapi juga menerima kekalahan.
Oleh karena itu, sikap pantang menyerah skuat Garuda hingga mampu melaju ke final dan merepotkan Thailand di laga puncak merupakan gelar yang layak untuk mereka meraih penghargaan Fair Play.
(Tribunnews.com/Sina)