350 Hari yang Bersejarah bagi Thomas Tuchel, Periode Chelsea Panen Trofi Belum Tuntas
Thomas Tuchel mengukir sejarah baru bersama Chelsea setelah menghantarkan klub asal London ini ke partai puncak Carabao Cup alias Piala Liga Inggris.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Kegemilangan Chelsea dalam dua musim terakhir merengkuh berbagai trofi tak lepas dari tangan dingin pelatih asal Jerman, Thomas Tuchel.
Terbaru, Thomas Tuchel membuat sejarah baru setelah menghantarkan Chelsea ke partai final Carabao Cup (Piala Liga Inggris), Kamis (13/1/2022).
Keberhasilan tersebut diperoleh setelah The Blues mengalahkan Tottenham Hotspur lewat agregat akhir 3-0.
Baca juga: Hasil Tottenham vs Chelsea: Menang Satu Gol Tanpa Balas, The Blues Melaju Final Carabao Cup
Baca juga: Hasil Babak Pertama Tottenham vs Chelsea, Carabao Cup, Gol Rudiger Makin Persulit Nasib Spurs
Pada pertemuan pertama yang berlangsung di Stamford Bridge Stadium, The Blues mengandaskan perlawanan Harry Kane dkk lewat kedudukan 2-0.
Leg kedua yang terhampar di London Utara, Tottenham Hotspur tak mampu bangkit dari keterpurukan.
Bahkan Chelsea-nya Tuchel berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Antonio Rudiger.
Di laga final nanti, Chelsea tinggal menunggu pemenang laga lainnya yang mempertemukan Arsenal melawan Liverpool.
Namun siapa sangka, di balik kesukesana The Blues melaju ke partai final Carabao Cup, Tuchel mengukir sejarah baru lewat tinta emasnya.
Berdasarkan data dari laman Opta, hanya membutuhkan 350 hari setelah penunjukkannya sebagai manajer baru, Tuchel menjadi juru taktik pertama Chelsea yang membawa klub di tiga partai final beruntun.
Meliputi Piala Liga (Carabao Cup), Piala FA, Liga Champions/Piala Super Eropa.
Prestasi ini belum pernah dilakukan pelatih manapun yang pernah membesut Chelsea. Bahkan sekaliber Jose Mourinho hingga Carlo Ancelotti tak mampu melakukannya.
Tuchel ditunjuk sebagai pelatih Chelsea guna menggantikan tugas Frank Lampard.
Saat itu Lampard yang sudah diberikan dana melimpah untuk mendatangkan amunisi baru, gagal memberikan penampilan maksimal bagi tim.
Hasilnya, Tuchel lah yang ditunjuk sebagai pengganti.