Standar Ganda FIFA & UEFA Disorot, Beda Sikap Soal Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina
FIFA dan UEFA seolah merem terhadap aksi Israel terhadap Palestina namun bereaksi keras terhadap aksi Rusia ke Ukraina. Standar ganda yang memuakkan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kritik dan sindiran itu merujuk pada sikap berbeda yang ditunjukkan dua lembaga sepakbola tersebut terhadap konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di luar Eropa.
Akun parodi kenamaan di sepakbola, @TrollFootball misalnya, secara terbuka melontarkan sindiran betapa UEFA dan FIFA .
Baca juga: Analisis Pelatih Persib Soal Calon Juara Liga 1, Lima Tim Berpeluang, Bali United Paling Diuntungkan
Akun @Football Time di facebook, juga menyoroti terkait standar ganda ini.
Hal itu merujuk pada sikap UEFA yang memberi sanksi denda terhadap klub Skotlandia, Celtic atas aksi para pendukung mereka mengibarkan bendera Palestina.
Aksi pendukung Celtic itu sebagai bentuk simpati terhadap rakyat Palestina atas aksi agresi militer Israel.
Mengutip lansiran ESPN, UEFA memandang bendera tersebut sebagai spanduk terlarang berdasarkan Pasal 16 peraturan disipliner dan pada sidang disiplin terhadap juara Liga Skotlandia tersebut.
Aturan UEFA yang dimaksud melarang penggunaan "gerakan, kata-kata, objek, atau cara lain apa pun untuk mengirimkan pesan apa pun yang tidak sesuai untuk acara olahraga, terutama pesan yang bersifat politik, ideologis, agama, ofensif, atau provokatif."
Atas hal itu UEFA mendenda Celtic sebesar 8.616 poundsterling.
Namun, UEFA justru dianggap memberi dukungan terhadap aksi pemain Manchester City yang mengenakan kaus dengan gambar bendera Ukraina ke dalam lapangan saat laga melawan Everton sebagai bentuk simpati terhadap rakyat Ukraina atas agresi militer Rusia.
"Th 2016, Celtic didenda UEFA krn suporternya mengibarkan bendera Palestine, alasan: melanggar aturan, tdk boleh bawa2 politik saat bertanding. 2022, saat semua pemain Manchester pakai bendera Ukraina, tdk ada denda. Bukankah seharusnya all lives matter?" tulis akun Football Time.
Aksi juga dilakukan pesepakbola klub Turki, Erzurumspor, Aykut Demir yang mengecam perang.
Pun, dia menilai seharusnya pesan perdamaian dan simpati itu tidak hanya ditujukan buat apa yang terjadi di Eropa, tetapi di seluruh belahan dunia, termasuk di Timur Tengah.
Hal itu dia tunjukkan lewat cara menolak menggunakan kaus yang bertuliskan pesan simpati terhadap Ukraina saat timnya berlaga melawan Ankaragucu pada Ahad (27/2/2022) kemarin.
"Ribuan orang meninggal setiap hari di Timur Tengah," katanya dikutip dari Sportbibble.
"Saya merasakan juga. Saya (merasakan) berbagi rasa sakit dengan (apa yang dirasakan) orang-orang yang tidak bersalah,"
"Mereka yang membiarkan hal tersebut, mendadak bertindak saat itu terjadi di Eropa," ucap pria Turki itu
"Saya tidak suka memakai T-shirt karena itu tidak dibuat untuk negara-negara itu (negara-negara di luar Eropa yang juga mengalami krisis kemanusiaan)," kata dia.