Gianluigi Donnarumma Dinilai Bikin Kesalahan Arogan, PSG Jadi Tersingkir, Ini Kata Fabio Capello
Kesalahan fatal kiper Gianluigi Donnarumma telah mengakibatkan kekalahan PSG atas Real Madrid 1-3, sehingga mereka tersingkir di Liga Champions.
Editor: Muhammad Barir
![Gianluigi Donnarumma Dinilai Bikin Kesalahan Arogan, PSG Jadi Tersingkir, Ini Kata Fabio Capello](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/liga-champions-benzema-hattrick-real-madrid-kandaskan-psg_20220310_090830.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MADRID- Kesalahan fatal kiper Gianluigi Donnarumma telah mengakibatkan kekalahan PSG atas Real Madrid 1-3, sehingga mereka kalah agregat 2-3 dan tersingkir di Liga Champions.
Kesalahan arogan Gianluigi Donnarumma adalah luka fatal bagi PSG.
Donnarumma dinilai terlalu percaya diri dan tidak memiliki keterampilan teknis seperti kiper modern top.
Gianluigi Donnarumma ragu-ragu saat menguasai bola, membiarkan Real Madrid mencetak gol.
Itu adalah awal dari comeback yang brilian untuk tim Spanyol di Liga Champions.
Kesalahan ini merupakan indikasi tumbuhnya kepercayaan diri yang berlebihan pada sosok penjaga gawang.
Mauricio Pochettino berada di bawah tekanan nyata untuk menggantikan Donnarumma dengan Keylor Navas.
Ada perasaan di Italia, khususnya di kalangan fans AC Milan bahwa laga Liga Champions itu menjadi malam pembalasan spesial bagi Gianluigi Donnarumma.
Penjaga gawang PSG, yang pergi dengan status bebas transfer dari San Siro, mengalami salah satu pertandingan terburuk dalam kariernya.
Kesalahannya membuat Real Madrid berbalik dari posisi kalah menjadi pemenang dalam permainan.
Donnarumma ragu-ragu dalam kepemilikan dan memungkinkan Karim Benzema untuk mencetak hat-trick pertamanya.
Kepindahan Donnarumma ke PSG dipandang sebagai pengkhianatan di Italia dan penampilannya pada hari Kamis berarti persepsi lain tentang Donnarumma.
Kesalahan tersebut berkontribusi pada jatuhnya mimpi Liga Champions lainnya untuk PSG, yang telah menghabiskan lebih banyak uang daripada klub mana pun di pasar transfer selama lima tahun terakhir.
Kesalahan itu bukan kesalahan teknis tetapi merupakan indikasi dari kepercayaan dirinya yang berlebihan dan menunjukkan bahwa dia telah kehilangan kerendahan hati yang dibutuhkan untuk menjadi pemain top.