Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Peran False Nine di Sepak Bola Modern: Bantu Chelsea hingga Liverpool Raih Trofi Bergengsi Eropa

Memindahkan seorang gelandang untuk menjadi penyerang kini mulai menjadi solusi juru taktik elite untuk meramu skema terbaiknya

Penulis: deivor ismanto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Peran False Nine di Sepak Bola Modern: Bantu Chelsea hingga Liverpool Raih Trofi Bergengsi Eropa
GLYN KIRK / POOL / AFP
Pelatih kepala Chelsea Jerman Thomas Tuchel (kanan) mengucapkan selamat kepada gelandang Chelsea asal Jerman Kai Havertz (kiri) setelah pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Chelsea dan Everton di Stamford Bridge di London pada 8 Maret 2021. Chelsea memenangkan pertandingan 2-0. 

Dari 229 laga Firmino berperan sebagai false nine, pemain 30 tahun tersebut berhasil mencetak 82 gol dan 60 assist.

4. Kai Havertz

Dari sistem permainan yang Tuchel usung, Chelsea lebih apik bermain menggunakan striker palsu yang diisi oleh Kai Havertz yang mulai menunjukkan ketajamannya di depan gawang.

Tuchel dengan pakem 3-4-2-1 maupun 4-3-3, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti.

Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan oleh Tuchel untuk lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain.

Musim ini, dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.45 per pertandingan.

Jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan.

Berita Rekomendasi

Itu statistik terkait individu, statistik lain berdasarkan permainan kolektif di lapangan, terlihat rekan Lukaku di lini depan Chelsea begitu jarang memberi umpan kepadanya.

Catatan Sky sports per (15/9/2021), menunjukkan bahwa belum satu kali pun seorang Kai Havertz mengirimkan umpan kepada Lukaku.

Bahkan asumsi liar beredar bahwa Havertz sengaja melakukan hal tersebut agar ia mampu menggeser posisi Lukaku di lini depan Chelsea.

Faktanya, progesi skema Thomas Tuchel lebih efektif ketika Chelsea bermain tanpa striker murni atau false nine.

Meski tak rajin mencetak gol di tiap pekan, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan winger Chelsea lainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel.

Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut.

Pun dengan keleluasaan para wing back The Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat para wing back Chelsea bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.

Dengan penampilan apik yang ditunjukkan Havertz saat dimainkan sebagai penyerang tengah, nampaknya Tuchel akan lebih sering memainkan Lukaku dari bangku cadangan.

Peduli setan dengan harganya yang selangit, sistem yang dijalankan Tuchel memang lebih baik jika diperankan oleh seorang Kai Havertz.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Barcelona
14
11
1
2
42
14
28
34
2
Real Madrid
13
9
3
1
28
11
17
30
3
Atlético Madrid
14
8
5
1
21
8
13
29
4
Villarreal
13
7
4
2
25
21
4
25
5
Athletic Club
14
6
5
3
20
13
7
23
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas