Mencari Pengganti Mancini, Timnas Italia Incar Eks Pelatih Juventus & Adik Kelas Antonio Conte
Usai gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar, Roberto Mancini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
Perpustakaan Coverciano menyimpan seluruh tesis para peserta kursus kepelatihan sepak bola yang diselenggarakan di Coverciano.
Dari mulai tesis milik Antonio Conte yang membahas sistem 4-3-1-2. Hingga tesis dari Seorang Carlo Ancelotti yang menerapkan formasi 'pohon cemara'. Semuanya tersimpan di perpustakaan milik Coverciano.
Andrea Pirlo sendiri bergabung sebagai peserta kursus kepelatihan di Coverciano pada tahun 2018.
Ia menjalani kursus bersama beberapa nama besar lain yang juga mantan pemain dunia seperti Thiago Motta yang saat ini menahkodai tim Liga Italia, dan Alberto Gilardino yang melatih tim Serie B, Siena.
Berada di sekolah sementereng itu, membuat kejeniusan Pirlo saat masih bermain juga tertular saat meracik strategi.
Pirlo mendapat nilai 107 dari nilai maksimum 110 pada ujian akhir untuk mendapatkan lisensi wajib bagi pelatih Liga Italia (UEFA Pro), nilai yang nyaris sempurna.
Baca juga: Cari Pengganti Kessie, AC Milan Menantang Dinding Kesetiaan Jorginho kepada Chelsea
Hasil tersebut berdasarkan penilaian dari tim penguji yang beranggotakan Renzo Ulivieri (teknik dan taktik sepak bola), Felice Accame (komunikasi), Isabella Croce (psikologi), Ferretto Ferretti (metodologi latihan), dan Maria Grazia Rubenni (medis).
Peraih Piala Dunia 2006 bersama Timnas Italia itu mengungkapkan, sosok yang menjadi inspirasi buah pemikirannya adalah tokoh-tokoh besar seperti Johan Cruyff, Pep Guardiola, Louis van Gaal, Carlo Ancelotti dan Antonio Conte.
“Pirlo mengetahui apa yang tidak diketahui banyak pelatih lainnya,"
"Aku sangat yakin bahwa Pirlo adalah salah satu orang dengan pemikiran paling dalam tentang sepakbola saat ini,” kata Renzo Uliveri salah satu tim penguji lisensi kepelatihan Pirlo dilansir Calciomercato.
Dengan berada di sekolah sebesar itu dan dengan nilai sementereng itu, kenapa Pirlo bisa gagal di Juventus?
"Semuanya berjalan sangat cepat. Kami bermain setiap tiga hari, tanpa fans, tanpa bisa memulihkan diri dan tanpa bisa berlatih dan menyiapkan pertandingan selanjutnya,"
"Itu sulit sekali untuk mencoba sesuatu yang baru. Pemulihan itu lebih penting," ungkap Pirlo dilansir Football Italia.
Jika melihat pada rekam jejak Andrea Pirlo, alasan tersebut sangatlah masuk akal, ia datang sebagai pelatih debutan yang sama sekali belum pernah memiliki pengalaman melatih.