Seabrek Alasan Simeone Layak Digaji Lebih Tinggi dari Pep: Juru Selamat ATM & Ahli Memoles Striker
Nama juru taktik Atletico Real Madrid, Diego Simeone menjadi buah bibir selepas pertandingan melawan Manchester City di Liga Champions.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
Bahkan, di tahun 2000, mereka terdegradasi ke Divisi Dua dan sempat bertahan selama dua musim di sana sebelum kembali ke Liga Spanyol.
Sejak promosi lagi pada tahun 2003, prestasi paling bagus Atletico hanya berada di posisi empat Liga Spanyol.
Padahal, saat itu skuat Atletico diisi oleh penyerang tajam sekaliber Diego Forlan, Fernando Torres, dan Sergio Aguero.
Atletico tak pernah disebut sebagai klub raksasa Spanyol, hanya Real Madrid dan FC Barcelona yang menguasai papan atas klasemen.
Pada pertengahan musim 2011/2012, Los Lojiblancos sempat terpeleset hingga mendekati zona degradasi Liga Spanyol saat dilatih Gregorio Manzano.
Saat itu lah Diego Simeone masuk. Dengan misi, menjauhkan Atletico dari jurang degradasi.
Namun, pria Argentina itu malah membawa Atletico meroket.
Atleti dibawanya menuju posisi lima klasemen akhir, dan masuk ke zona Liga Eropa.
Bahkan, trofi Liga Europa juga langsung berhasil diraih Simeone pada musim pertamanya menahkodai Atletico.
Setelah itu, ia mendapat perpanjangan kontrak, lalu menanamkan idenya di benak para pemain.
Yaitu, bermain bertahan sebaik mungkin lalu menerkam tim lawan lewat serangan balik.
"Satu-satunya hal yang kami pedulikan adalah melakukan apa yang harus kami lakukan dengan cara terbaik," ucap Simeone dikutip dari Marca.
"Kami harus beradaptasi dengan keadaan, hal yang saya cari adalah kemenangan, dengan cara dan gaya saya sendiri," tambah pelatih berusia 50 tahun itu.
Meski banyak mendapatkan kritik karena permainan pragmatisnya, Simeone mampu membuktikan bahwa cara bermainnya mampu membuat Atletico menjadi raksasa di Spanyol.