Pembuktian Lukaku di Chelsea, Lebih Produktif dari Havertz, Pelajaran Tuchel dari Conte & Inter
Romelu Lukaku sukses mencetak dua gol kala Chelsea bermain imbang melawan Wolves dalam pekan ke-35 Liga Inggris.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Romelu Lukaku sukses mencetak dua gol kala Chelsea bermain imbang melawan Wolves dalam pekan ke-35 Liga Inggris.
Peduli setan dengan hasil imbang yang diraih Chelsea, dua gol Lukaku menjadi suntikan kepercayaan diri bagi sang pemain untuk membuktikan kualitasnya.
Atas tambahan dua gol tersebut, nama Lukaku kini menjadi top skor Chelsea dengan torehan 14 gol, lebih banyak satu angka dari Kai Havertz yang baru menciptakan 13 gol.
Thomas Tuchel yang bermain dengan skema 3-5-2, menaruh Lukaku di depan bersama Timo Werner.
Juru taktik asal Jerman itu seperti mendengarkan keluhan Lukaku mengenai sistemnya yang sempat ramai dibicarakan selama beberapa minggu.
Baca juga: Warisan Elite Abramovich untuk Todd Boehly: Membangun Cobham, Mengorbitkan Bibit Unggul Chelsea
Baca juga: Ansu Fati, Diharapkan Jadi Juru Selamat Anyar Barcelona Lebih dari Messi untuk Usik Real Madrid
"Secara fisik saya baik-baik saja, namun saya tak nyaman dengan situasi di Chelsea," kata Lukaku dilansir Sky Sport.
"Tuchel memilih menggunakan sistem yang lain, tapi saya akan tetap profesional saya akan bekerja lebih keras," lanjutnya.
Ya, sebelum Lukaku sukses mencetak dua gol di dua pertandingan berturut-turut di Liga Inggris, ia sempat mengalami paceklik gol yang berkepanjangan.
Seakan kehilangan tajinya, Romelu Lukaku mengalami paceklik gol di 12 laga Chelsea, baik di kancah domestik maupun kontinental.
Nama Romelu Lukaku tak tercatat di papan skor ketika Chelsea bertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, Malmo, Manchester United, Watford, dan West Ham.
Ya, selama 2 bulan lebih Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, tiga laga terakhir yang disebutkan di atas adalah pertandingan yang ia jalani setelah mengalami cedera.
Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini.
Ketika harus menjadi juru gedor Chelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan.
Alasan Tuchel memang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitas Romelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.