Persaingan Gelar Juara Liga Italia: Pragmatisme AC Milan vs Kolektivitas Inter, Siapa Lebih Elite?
Inzaghi dan Pioli mampu meramu strategi yang apik untuk membawa anak asuhnya bersaing di gelar juara.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Tonali dapat membantu Milan keluar dari pressing lawan ketika menerima bola di kedalaman.
Baca juga: Prediksi Final Liga Champions Liverpool Vs Real Madrid, Thierry Henry Menjagokan Tim Ini Akan Menang
Baca juga: Pembuktian Lukaku di Chelsea, Lebih Produktif dari Havertz, Pelajaran Tuchel dari Conte & Inter
Sejauh ini, Tonali sebagai gelandang memiliki akurasi passing yang apik, yakni ada di angka 85.2 persen.
Tak cuma itu, progresi umpan lambungnya juga mentereng yaitu di angka 14.78, ia hanya kalah dari gelandang AS Roma, Bryan Cristante.
Tonali pun sering diandalkan Milan untuk menjadi eksekutor bola mati utama, satu gol dari tendangan bebas ia cetak saat Milan menumbangkan Cagliari di giornata kedua Liga Italia.
Kemampuan bertahan dan etos kerja Tonali juga sepantasnya mendapatkan pujian, ia menjadi penghalau serangan lawan dari lini tengah.
Pioli yang sering bermain pragmatis bagi mengandalkan kinerga gelandangnya dalam urusan bertahan.
Catatan pressure Tonali berada di angka 19.11 per pertandingan, sedangkan catatan block eks pemain Brescia ini berada di angka 2.23 per pertandingan.
Tonali begitu ngotot dalam bermain, ia tak pernah berhenti berlari untuk mengalirkan bola dari tengah, sang pemain juga tak lupa akan tugasnya membantu Milan dalam bertahan.
"Jika bisa memiliki kemampuan para legenda, aku akan jadi pemain yang sempurna. Kupikir aku punya kesamaan dengan Pirlo," kata Tonali dilansir Football Italia.
"Namun, aku pun selalu ngotot dalam bermain. Jadi, aku juga punya sedikit Gattuso dalam diriku," lanjutnya.
Pioli memang pantas sumringah, kedalaman skuat Milan di lini tengah tak perlu diragukan lagi, ia juga memiliki satu regista handal untuk mendongkrak efisiensi permainan pragmatis yang diusungnya.
Ismael Bennacer adalah jawaban saat Milan membutuhkan keseimbangan dan kreativitas permainan.
Pemain berdarah Aljazair tersebut memiliki karakter permainan ofensif dan apik dalam hal mengatur tempo serangan.
Bennacer di Milan bermain sebagai penghubung antara lini tengah dan depan, ia kerap turun menjemput bola kemudian melakukan progresi ke depan dengan umpan-umpan pendek dan melakukan dribel untuk menerobos lini tengah lawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.