Perpisahan Pahit Dybala dengan Juventus, dari Pencetak Trofi ke Penyumbat Gelar Bianconeri
Paulo Dybala gagal memberi satupun gelar untuk Juventus di musim ini seusai mengalami kekalahan di final Coppa Italia melawan Inter Milan.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Gonzalo Higuain yang berperan sebagai striker utama mampu mencetak 24 gol dan menjadi top skor Bianconeri.
Namun, di musim selanjutnya Dybala mampu beradaptasi dengan peran barunya.
Di tangan Allegri ia digodok menjadi pemain yang serba bisa, baik sebagai striker bayangan ataupun striker utama, Dybala mampu berperan dengan sama baiknya.
Allegri memberi peran untuk Dybala sebagai striker bayangan, ia berada tepat di delakang striker utama.
Perannya tak hanya untuk mensuplai bola kepada striker utama, melainkan juga mencetak gol dari lini kedua.
Dybala juga diberi tanggung jawab lain oleh Allegri, yaitu menjadi kreator serangan, ia sering menjemput bola ke tengah untuk mengatur serangan Bianconeri.
Dan hasilnya pun sempurna, di musim itu, (2017/2018). Sebanyak 22 gol berhasil ditorehkan oleh Dybala, ia kembali menjadi top skor klub mengungguli Higuain yang saat itu hanya mencetak 16 gol.
Dybala juga tak pernah tak menangkat trofi ketika berada dalam asuhan Allegri. Yang kurang dalam karirnya bersama Bianconeri hanyalah trofi Liga Champions.
Keinginan besar Juventus untuk mengangkat trofi Si Kuping Besar, mengharuskan Allegri untuk dipecat.
Meskipun sukses memberi gelar domestik dari musim ke musim, pelatih berusia 54 tahun itu dianggap tak becus dalam hal mendatangkan trofi kontinental.
Hengkangnya Allegri
Kepergian Allegri membuat peran Dybala meredup, apalagi ditambahnya kedatangan Cristiano Ronaldo pada 2018/2019.
Itu membuat seluruh serangan difokuskan kepada seorang Ronaldo.
Pelatih pengganti Alleri saat itu, Maurizio Sarri juga tak begitu percaya dengan kemampuan Dybala.