Momen Terbesar Frank Lampard, Euforia Bersama Evertonian, Sempat Meniti Tubir Menuju Degradasi
Tribun penonton di Stadion Goodison Park sebagian jadi melompong. Bukan karena para penonton pulang, melainkan karena mereka menyerbu ke tengah lapang
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Direct Points
- Everton lolos degradasi dengan dramatis
- Bangkit setelah tertinggal 0-2
- Sukses bertahan di Liga Primer selama 69 musim berturut-turut
TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL- Tribun penonton di Stadion Goodison Park sebagian jadi melompong. Bukan karena para penonton pulang, melainkan karena mereka menyerbu ke tengah lapangan.
Di tengah lapangan, ratusan fan Everton tumplek berpesta merayakan keajaiban bisa bertahan di liga Primer musim ini.
Asap biru mengepul. Lagu-lagu delusi dilantunkan: tentang tim terhebat di Inggris, di dunia, sejarah hebat, keaguan, tentang segala sesuatu yang faktanya hilang dari mereka musim ini.
Euforia memang melanda para Evertonian.
Mereka sempat meniti tubir menuju degradasi.
Hal yang jika terjadi akan sangat memalukan mengingat terakhir kali mereka terperosok ke divisi Championship adalah 70 tahun lalu.
Dan cara The Toffees lolos pun sangat dramatis.
Everton sebenarnya tertinggal 0-2 di babak pertama lewat gol Jean Mateta, dan Jordi Ayew.
Tanda-tanda frustrasi sudah terlihat. Gelagat degradasi seperti sudah menganga.
Namun babak kedua mereka melakukan comeback fantastis.
Masuknya Dele Alli menggantikan Andre Gomes di menit ke-46, memberikan dampak besar.
Meski tak terlibat dalam gol, tapi kehadirannya memberikan energi tinggi, dan menambah variasi serangan The Toffees.
Tuan rumah memperkecil ketinggalan lewat gol Michael Keane menit ke-54, dan Richarlison menyamakan kedudukan menit ke-75.
Lima menit sebelum bubaran, Dominic Calvert-Lewin menanduk bola untuk menjebol gawang Palace, dan memastikan kemenangan bersejarah Everton.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.