Keputusan Kylian Mbappe di PSG Dipengaruhi Presiden Macron dan Juga Mantan Presiden Prancis Sarkozy
Ada tokoh besar di belakang keputusan Kylian Mbappe sehingga Mbappe membatalkan rencananya untuk bergabung dengan Real Madrid.
Penulis: Muhammad Barir
Pertemuan kedua tim, seperti yang sudah diketahui, meninggalkan keduanya dalam permainan saling menunggu.
Mbappe menyampaikan kepada kedua manajer, meskipun beberapa tidak percaya padanya, bahwa dia tidak ingin tahu apa-apa dan bahwa dia tidak akan menandatangani apa pun sampai setelah pertandingan.
Setelah pertandingan berakhir, situasinya tidak berubah.
Meski diduga tersingkirnya PSG membuat sang pemain keluar dari keraguan, hal itu tak berpengaruh sedikit pun padanya.
Terlebih lagi, PSG merasa bahwa tuntutan pemain bintang mereka untuk mengubah bagian dari proyek tidak salah arah, dan Nasser Al Khelaifi mulai bekerja.
Sinyal Pertama Perjalanan Ibu Mbappe ke Qatar
Ibu Mbappe, Fayza Lamari melakukan perjalanan ke Doha pada akhir April.
Adalah Al Khelaifi yang menjadi dalang di balik semuanya, dia meyakinkan sang ibu untuk datang ke Qatar untuk menjelaskan proyek yang telah dia rancang untuk putranya.
Di kantor Parc des Princes, ada ungkapan yang banyak beredar akhir-akhir ini.
"Kami tahu bosnya gigih, tetapi ini merupakan pukulan yang luar biasa. Bukan syekh, dia di balik semua ini," komentar kantor, yang hingga Jumat sore tidak tahu apakah Mbappe tinggal atau pergi karena presiden telah menangani segala sesuatu dengan kebijaksanaan mutlak.
Masih dikutip dari Marca, setelah perjalanan ini PSG masih berharap Mbappe akan bertahan.
Le Parisien melangkah lebih jauh dan mengajukan beberapa angka di bulan Mei yang mulai bertambah sekarang: 50 juta euro bersih per musim dalam kontrak tiga tahun.
Negosiasi telah dilakukan dengan Al Khelaifi dan kelas berat Qatar lainnya.
Panggilan telepon Kylian Mbappe ke Florentino Perez pada Rabu malam