Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Piala Dunia 2022: Menanti Penampilan 3 Bintang Asia dari Liga Inggris!

Panggung Piala Dunia 2022 tak hanya menjadi milik bintang Eropa dan Amerika saja, namun juga dari Asia!

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
zoom-in Piala Dunia 2022: Menanti Penampilan 3 Bintang Asia dari Liga Inggris!
ADRIAN DENNIS / AFP
Striker Tottenham Hotspur Korea Selatan Son Heung-Min merayakan mencetak gol pembuka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester City di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 15 Agustus 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Panggung Piala Dunia 2022 tak hanya menjadi milik bintang Eropa dan Amerika saja, namun juga dari Asia!

Menariknya, nama-nama pemain dari Asia yang melejit di liga elite Eropa semuanya datang dari Liga Inggris.

Adalah Son Heung-min, Hwang Hee-chan, dan Takehiro Tomiyasu.

Nama yang disebutkan pertama sukses menjadi top skor Liga Inggris musim 2021/2022 lewat torehan 23 golnya.

Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia setelah Lawan Kuwait: Hadapi Tim Terkuat di Grup A Kualifikasi Piala Asia

Baca juga: Jadwal Persis Solo di Piala Presiden 2022: Ujian Sambernyawa Hadapi PSS, PSIS, Persita & Dewa United

Son juga berhasil membawa Tottenham Hotspur tampil di Liga Champions musim depan.

Sedangkan Hwang Hee-chan dan Takehiro Tomiyasu adalah debutan Liga Inggris yang mampu memberi kontribusi ciamik untuk tim barunya.

Hwang Hee-chan untuk Wolves dan Tomiyasu untuk Arsenal.

BERITA REKOMENDASI

Siapa sebenarnya mereka? dan bagaimana penampilan mereka untuk klub Liga Inggris? berikut ulasannya.

Hwang Hee-chan (Korea Selatan)

Selebrasi striker Wolves, Hwang Hee-Chan setelah membobol gawang Arsenal dalam pertandingan tunda pekan 20 Liga Inggris di Emirates Stadium, Jumat (25/2/2022) dini hari.
Selebrasi striker Wolves, Hwang Hee-Chan setelah membobol gawang Arsenal dalam pertandingan tunda pekan 20 Liga Inggris di Emirates Stadium, Jumat (25/2/2022) dini hari. (Instagram @Premierleague)

Pernah dipecundangi Evan Dimas cs di GBK, Hwang Hee-chan justru buktikan kualitasnyanya di Eropa dan Liga Inggris.

Pemain asal Korea Selatan tersebut, suskes mencetak lima gol dan tiga asisst di musim pertamanya bermain untuk Wolves.

Berkat penamipilan gemilangnya, Hwang mendapatkan banyak pujian dari pelatih dan rekannya di Wolves, salah satunya Conor Coady.

"Ia (Hwang) akan menakjubkan untuk klub ini, dan hal terpenting juga dia orang yang fantastis untuk dibawa ke klub."

"jadi kami senang untuk menerimanya disini," ucap kapten Wolves, Conor Coady dikutip dari laman resmi Wolves.

Baca juga: Jadwal Lengkap Babak Penyisihan hingga Final Piala Dunia 2022 Qatar: Pertemukan Jerman Vs Spanyol

Pemain berusia 25 tahun tersebut, pernah merasakan bermain di GBK pada 12 Oktober 2013 bersama Timnas Korea Selatan U-19.

Saat itu, Indonesia bertemu dengan Korea Selatan dalam Grup G Kualifikasi Piala Asia U-19.

Pada laga yang diguyur hujan deras, Indonesia berhasil pecundangi Korea Selatan dengan skor 3-2.

Evan Dimas sukses cetak hattrick, Hwang tidak berhasil mencetak satu gol pun.

Bahkan, ia menjadi bulan-bulanan Maldini Pali dari sisi kiri pertahanan Korea Selatan.

Bermain sebagai winger, Hwang justru dipaksa bertahan dan beberapa kali berhasil dilewati Maldini dengan skill individunya.

Delapan tahun berlalu, Hwang justru sukses dan berhasil menginjakkan kaki di Eropa.

Takehiro Tomiyasu (Jepang)

Bek Arsenal asal Jepang Takehiro Tomiyasu melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021.
Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP
Bek Arsenal asal Jepang Takehiro Tomiyasu melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP (Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP)

kebangkitan Arsenal di pertengahan musim tak lepas dari perbaikan dari sektor pertahanan The Gunners, Arteta paham betul mencari penawar dari masalah buruknya pertahanan Arsenal di musim ke musim.

Selain penampilan cemerlang Aaron Ramsdale dan ketangkasan Ben White, peran Tomiyasu di sektor kanan patut mendapat sorotan lebih.

Rekrutan teranyar Arsenal itu berhasil memberi dampak instan untuk perbaikan pertahanan The Gunners yang sebelumnya terkenal begitu rapuh.

Di awal kedatangannya, Tomiyasu berhasil membawa Arsenal menang dua kali dengan catatan clean sheet, saat The Gunners bertemu Norwich dan Burnley dalam lanjutan Liga Inggris 2021/2022.

Kemudian, hingga 14 laga yang sudah dijalani benteng dari Jepang itu, Arsenal menjadi tim dengan jumlah clean sheet terbanyak di Liga inggris (8), unggul dari tim sekaliber Chelsea yang baru mencatatkan 7 clean sheet saja.

Dampak Instan yang diberikan Tomiyasu membuat Arsenal berhasil keluar dari jurang degradasi, dan naik ke posisi zona Liga Champions untuk bersaing dengan tim elite lainnya.

Tomiyasu sukses didatangkan Arsenal dari Bologna dengan mahar 18 juta euro atau sekira Rp302,9 miliar.

Pemain berusia 22 tahun tersebut sengaja didatangkan untuk menggantikan peran Hector Bellerin yang dipinjamkan The Gunners ke tim Liga Spanyol, Real Betis.

Tomiyasu yang berperan sebagai bek kanan mampu tampil imresif menjaga pertahanan Arsenal di dua laga.

Catatannya juga mencolok, dilansir FBref, Tomiyasu memenangkan duel udara sebanyak 92 % .

Baca juga: Buktikan Usia Hanya Angka, Kesempatan Terakhir Ronaldo dan Messi Ada di Piala Dunia 2022 Qatar?

Mempunya postur 188 cm membuat Tomiyasu efektif memotong bola udara lawan.

Sekaligus membayar pekerjaan rumah Arteta yang sering kebobolan melalui bola corner dan set piece, setidaknya untuk 14 laga awal sejak kedatangan Tomiyasu.

Sejak berseragam Bologna, Tomiyasu memang dikenal sebagai pemain yang kuat dalam bertahan.

Pemain asal Jepang tersebut dapat dimainkan dalam tiga posisi dengan sama baiknya, yaitu bek tengah, bek kiri, dan bek kanan.

Hal itu dapat menambah opsi untuk Arteta dalam tambal sulam lini pertahanan The Gunners.

Di 14 laga yang dijalani Tomiyasu bersama Arsenal, dirinya mejadi pemain paling banyak memenangkan duel dengan persentase 86 % .

Itu menjadi salah satu faktor mengapa Arsenal sulit kebobolan saat Tomiyasu bermain.

Kelebihan lain lain dari Tomiyasu adalah kualitas kaki kiri dan kanan yang sama baiknya.

Musim lalu, saat masih berseragam Bologna, ia mencatatkan 909 operan dengan kaki kanan dan 467 dengan kaki kiri.

Hal itulah yang membuat Tomiyasu dapat bermain di posisi bek kiri dan kanan dengan efektif.

Saat bermain, Tomiyasu tak berperan selayaknya bek sayap yang rajin naik ke depan.

Umpan-umpan silang dari sayap yang ia lakukan juga terhitung sedikit.

Sebaliknya, Tomiyasu bakal lebih berhati-hati ketika melakukan overlap.

Ia lebih memilih menunggu momen dan celah yang tepat saat ingin membantu penyerangan.

Tomiyasu sangat pandai dalam memaksimalkan kelebihan dan menutup kekurangannya.

Dengan gaya bermainnya yang seperti itu, Arteta memang memaksimalkan Tomiyasu untuk menjaga pertahanan The Gunners yang memang terkenal rapuh selama beberapa musim.

Dalam taktiknya, Arteta bermain dengan skema 4–2–3–1, yang bertugas untuk aktif melakukan overlap adalah bek kiri yang diisi oleh Kieran Tierney.

Tomiyasu sebagai bek kanan dimaksimalkan Arteta untuk menjaga pertahanan, ia berperan sebagai pemutus serangan balik lawan dari sisi kanan.

Tomiyasu hanya melakukan overlap ketika winger kanan Arsenal berada di area kotak penalti, selebihnya, ia lebih sering berdiri sejajar bersama dua bek tengah The Gunners, Gabriel dan Ben White.

Arteta pun sumringah dengan performa yang ditunjukkan Tomiyasu bersama The Gunners.

"Ketika saya pertama kali bertemu dengannya, saya bisa merasakan bahwa dia membawa kebahagiaan dan juga energi yang bagus untuk tim ini," Puji Arteta dikutip dari laman resmi Arsenal.

"Ketika ia pertama kali masuk ke lapangan, ia langsung fokus penuh. Ia bermain dengan penuh determinasi dan ia menunjukkan bahwa ia memahami tugasnya dengan baik," Lanjutnya.

Kualitas Tomiyasu memang tidak diragukan, sebelum datang ke Arsenal, Tomiyasu juga menjadi incaran tim-tim besar lainnya.

Tottenham Hotspurs, AC Milan dan Juventus dikabarkan tertarik untuk memboyong Tomiyasu dari Bologna.

Bologna sendiri merekrut Tomiyasu pada transfer musim panas 2019/2020 dengan 10 juta euro atau sekitar Rp 167 miliar.

Saat itu Tomiyasu masih berusia 19 tahun dan masih berposisi sebagai bek tengah, saat kedatangannya ke Bologna barulah ia menemukan pakem bermainnya yaitu di bek kanan.

Tomiyasu juga masuk jajaran pemain termuda yang berhasil debut di Timnas Jepang.

Debutnya datang pada tahun 2018 saat Jepang berhasil meraih kemenangan 3–0 atas Panama dalam laga persahabatan.

Son Heung-min (Korea Selatan)

Striker Tottenham Hotspur Korea Selatan Son Heung-Min berlari dengan bola selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Tottenham Hotspur di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 7 Mei 2022.
Striker Tottenham Hotspur Korea Selatan Son Heung-Min berlari dengan bola selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Tottenham Hotspur di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 7 Mei 2022. (Paul ELLIS / AFP)

Son Heung-min tampil melejit di bawah asuhan Antonio Conte.

Son dan Salah sama-sama menyumbangkan 23 gol di Liga Inggris musim  2021/2022.

Ya, datangnya Antonio Conte ke Tottenham Hotspur memunculkan harapan bagi Te Lilywhites untuk kembali bersinar di Liga Inggris.

Semenjak ia datang pada paruh musim, Tottenham yang tercecer di posisi 8 klasemen Liga inggris mampu dibawanya melesat hingga bertengger di posisi empat.

Ya, berkat nama besar dan kecerdasan Conte, Tottenham berhasil mengunci zona Liga Champions.

Conte memang dikenal sebagai pelatih hebat, dia memulai karier kepelatihannya di klub besar Eropa sejak tahun 2011.

Total tujuh musim ia menukangi Juventus, Chelsea, dan Inter Milan.

Dari tiga tim elit tersebut, Conte sukses meraih lima gelar liga, satu piala FA, dan satu kali lolos ke partai Liga Europa.

Catatan hebatnya, dilansir Squawka, selama karier kepelatihannya, Conte selalu berhasil mencatatkan persentase kemenangan di atas 60 % .

Catatan tersebut semakin membuktikan bahwa ia adalah pelatih yang memiliki mental pemenang.

Salah satu hal yang paling mencolok dari sistem yang Conte usung untuk Spurs adalah adaptasinya untuk sang winger, Son Heung-min.

Di tangan Antonio Conte, Son Heung-min begitu diandalkan eks juru taktik Inter Milan itu untuk mengangkat performa tim.

Dari 22 pertandingan yang sudah ia jalani, Conte memakai pakem 3-4-3 dengan memakai trio Son Heung-min, Harry Kane, dan Lucas Moura/Kulusevski.

Pakem tersebut sedikit berbeda dengan apa yang ia pakai saat masih menukangi Inter Milan.

Bersama Nerazzurri, hampir di setiap pertandingan Conte selalu memakai dua penyerang dengan tipikal nomor sembilan.

Kedalaman skuat yang dimiliki Tottenham memang membuat Conte meninggalkan kebiasaannya di Inter Milan.

Apalagi, adanya Son Heung-min yang lebih berbahaya jika dipasang sebagai seorang winger, membuat Conte melakukan adaptasi dengan menggunakan tiga penyerang di depan.

Hasilnya pun mentereng, Son menjadi top skor bagi Tottenham musim ini dengan torehan 24 gol dan 23 di antaranya sukses ia ciptakan di pertandingan Liga inggris.

Dengan torehannya itu, catatan gol Son Heung-min bahkan kebih banyak dari Cristiano Ronaldo yang baru mencetak 18 gol di Liga Inggris.

Hanya Mohamed Salah yang mampu menyamai torehan gol Son di Liga Inggris.

Dari adaptasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun itu memang memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar ingin menjadikan Son sebagai pusat serangan dari Tottenham.

Meski bermain sebagai winger kiri, pergerakan Son sangat cair.

Ia tak selalu memulai serangan dari tepi lapangan tapi juga muncul dari tengah untuk menciptakan half space, Son pun juga lebih banyak berada di dalam kotak penalti.

Posisi wing back yang biasa diisi oleh Regulion dan Sessegnon fokus untuk melayani Son yang sering berada di kotak 16 untuk mencetak gol.

Peran sebagai goal getter utama The Lilywhites bukan lagi menjadi tanggung jawab utama sosok Harry Kane namun juga Son Heung-min.

Hal tersebut sebenarnya sangat realistis, Tottenham tak akan mampu berbicara banyak jika hanya menandalkan atribut seorang Harry Kane.

Antonio Conte yang menjadi pelatih anyar pun paham betul dengan atribut sang pemain, Son bukanlah pemain yang menjadi bayang-bayang kapten Timnas Inggris tersebut.

Melainkan Son adalah tumpuan the Lilywhites di lini depan, entah mencetak gol atau memberikan assist, atribut pemain berusia 29 tahun itu begitu dibutuhkan Conte dalam sistem yang ia usung.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
7
6
0
1
13
2
11
18
2
Man. City
7
5
2
0
17
8
9
17
3
Arsenal
7
5
2
0
15
6
9
17
4
Chelsea
7
4
2
1
16
8
8
14
5
Aston Villa
7
4
2
1
12
9
3
14
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas