Junior Messias Bukti Kelihaian Milan Memoles Pemain Uzur dari Batu Alam Menjadi Permata
keputusan menjadikan Junior Messias sebagai pemain permanen menjadi bukti kelihaian Milan dalam mengenali potensi pemain dan memolesnya menjadi aset
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Junior Messias Bukti Kelihaian Milan Memoles Pemain Uzur dari Batu Alam Menjadi Permata
TRIBUNNEWS.COM - Junior Messias menjadi sorotan pada kemenangan 2-0 AC Milan atas Marseille di laga pramusim, Minggu (31/7/2022).
Pada laga AC Milan Vs Marseille, Messias dinobatkan sebagai man of the match berkat torehan gol dan assist ke Olivier Giroud.
Aksi impresif itu dilakukan Messias dalam 28 menit saja, sebuah pembuktian kalau dia memang pantas berstatus sebagai pemain permanen Milan.
Baca juga: Berita Milan, Duet Mastermind Berlanjut, Josip Brekalo Opsi Trequartista Pengganti Messias
Baca juga: Fakta Menarik Madrid Vs Juventus, Strategi Kick-off Agresif Bikin Juve Terhentak Dalam 8 Detik
Ya, saat AC Milan memutuskan untuk merekrut secara permanen Walter Messias Júnior dari Crotone FC pada 7 Juli 2022, basis penggemar Rossoneri menyambut keputusan itu dengan reaksi beragam.
Banyak yang menilai, keputusan Milan dengan tidak mendepak Junior Messias, justru malah memermanenkannya adalah hal yang tidak benar.
Usianya yang sudah melewati angka 30 dinilai menjadi satu alasan.
Namun, sebuah analisis di situs SempreMilan dari Luciano Marcon, menyebut keputusan menjadikan Junior Messias sebagai pemain permanen justru menjadi bukti kelihaian Milan dalam mengenali potensi pemain dan memolesnya menjadi aset berharga bagi rossoneri.
Seperti mengubah batu alam menjadi permata.
Analisis itu menjelaskan, awalnya keputusan Milan menggaet Messias memang mengejutkan.
Baca juga: Fakta Liverpool Vs Strasbourg, Klopp Bikin Flop, The Reds Perih 2 Kali: Dibantai, Kehilangan Pilar
"Tanggung jawab Paolo Maldini sebagai direktur teknis tidak hanya untuk merekrut pemain tetapi untuk menjaga filosofi bermain klub. Rekrutan Milan selama dua musim terakhir menunjukkan bahwa Stefano Pioli lebih memilih pemain yang serba bisa. Meski serba bisa, (perekrutan) Messias memang mengejutkan, didatangkan dengan status pinjaman dari Crotone yang terdegradasi," tulis analisis dari Luciano Marcon.
Terlebih, kebijakan transfer Milan di bawah Elliott Management berfokus pada pemain muda dengan potensi untuk dijual demi meraih keuntungan ekonomis. Hal itu lantaran valuasi seorang pemain sepak bola cenderung menurun drastis begitu mereka berusia 30 tahun.
Rumus itu jelas tak berlaku bagi Junior Messias. Insting mengalahkan hitung-hitungan matematis, Maldini memutuskan tetap merekrutnya.
"Meskipun sangat mustahil untuk merekrutnya secara permanen kemudian dijual lebih mahal, Maldini memutuskan bahwa Messias adalah pemain yang dapat dikembangkan Pioli menjadi penyerang yang efisien," tulis analis tersebut.