Duo Dimas Drajad-Witan Racikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Jarum Pentul Perusak Ritme Lawan
Dimas Drajad dan Witan Sulaeman menjawab kegusaran Shin Te-yong soal minimnya striker lokal berkualitas. Mereka adalah jarum dan pentul perusak lawan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Duo Dimas Drajad-Witan Racikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Jarum Pentul Perusak Ritme Lawan
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong bisa jadi telah menemukan jawaban mengenai siapa sosok yang pantas memimpin lini depan timnas Indonesia.
Pelatih asal Korea Selatan itu sebelumnya uring-uringan soal minimnya striker lokal berkualitas.
Dimas Drajad dan Witan Sulaeman menjawab kegusaran Shin Te-yong di dua laga Timnas Indonesia melawan Curacao pada laga ujicoba internasional bertajuk FIFA Matchday.
Baca juga: Polesan Shin Tae-yong Bikin Yakob Sayuri Jadi Pemain Serbabisa: Winger PSM di 3 Posisi dalam 2 Laga
Keduanya tidak hanya berperan sebagai penyerang, tapi juga pemutus alur serangan lawan sejak bulid-up dari bawah.
Ini menjadi penting, mengingat lawan-lawan Timnas Indonesia mesti dicegah untuk bisa berkembang.
Hal itu harus dilakukan lewat pressing tinggi sejak lawan membangun serangan di wilayah mereka sendiri.
Ulasan di utas akun twitter Football Fandom (@@Fandom_ID) menyoroti peran sentral Witan Sulaeman di bawah ampuan Shin Tae-yong.
Pada laga leg kedua melawan Curacao, alih-alih menjadi penyerang sayap, Witan Sulaeman diposisikan sebagai pemain No 10.
Diduetkan sebagai rekan tendem Dimas Drajad dan Dendy Sulistyawan secara bergantian, Witan tampak lincah bermanuver dalam mengirim alur bola atau mengacau possesion lawan lewat pressing tinggi.
Ulasan itu menyebut Witan Sulaeman sebagai 'Needle Player', jarum yang menusuk pertahanan lawan lewat postur kecil dan lincahnya.
"Witan bermain di posisi nomor 10 itu menarik sejak awal. Dia pemain yang punya visi bermain bagus. Needle player yang dibutuhkan tim. Kemampuannya sangat jelas dia tunjukkan saat memberi asis untuk gol Dendi," tulis ulasan tersebut di sebuah utas.
Dua gol Timnas Indonesia ke gawang Curacao memang berawal dari manuver Witan Sulaeman.
Peran second striker plus playmaker dijalani Witan secara liquid, bergantian dengan Egy Maulana Vikri.
Baca juga: Perbandingan Ranking FIFA Timnas Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia Per Minggu 25 September
Jika Witan adalah sang jarum, maka Dimas Drajad adalah pentulnya. Bomber, finisher yang menjadi target man dengan menjalani peran sebagai pemain No 9.
Hebatnya, Dimas Drajad bukan lah tipikal striker kemaruk yang senang menghamburkan peluang sendirian.
Dia justru cenderung menjadi 'distraction', pengalih perhatian dengan memberikan sodoran bola-bola berbahaya ke pemain lain, tanpa kehilangan naluri untuk menuntaskan sendiri peluang yang ada.
Merujuk pada ulasan BolaNas, Dimas Drajad menjelma menjadi striker tajam di timnas Indonesia, Shin Tae-yong selama ini mencari penyerang lokal berkualitas.
Baca juga: Perbandingan Hasil FIFA Matchday Negara ASEAN, Keperkasaan Timnas Indonesia Disaingi Vietnam
Baca juga: Dimas Drajad: Shin Tae-yong Tak Cuma Lihat Gol, Mungkin Saya Tidak Egois di Timnas Indonesia
Sejak melatih timnas Indonesia pada 2019, Shin Tae-yong berulang kali menyatakan kegusaran terkait minimnya striker lokal berkualitas di Liga 1.
Namun dalam babak terbaru timnas Indonesia, Dimas Drajad tiba-tiba melesat menjadi striker tajam di level klub dan internasional.
Shin Tae-yong tercatat menjajal banyak pemain layaknya sedang mengaudisi calon striker utama tim Garuda.
Berbagai nama tenar seperti Dedik Setiawan, Muhammad Rafli, hingga Ezra Walian nyatanya gagal memenuhi ekspektasi.
Shin Tae-yong menyoroti klub-klub Liga 1 yang lebih memilih pemain asing untuk menempati pos ujung tombak.
"Kami kesulitan menemukan pemain striker lokal yang mumpuni," ujar Shin Tae-yong pada Juni lalu.
"Ini karena pemain lokal tidak banyak mendapat kesempatan di kompetisi Liga 1, sehingga sulit menunjukkan kemampuan terbaik," sambungnya.
Pada akhirnya, Shin Tae-yong memanggil Dimas Drajad menjelang Kualifikasi Piala Asia 2023 pada Juni.
Saat itu, Dimas Drajad baru saja merampungkan Liga 1 2021/22 sebagai striker lokal tertajam dengan koleksi 11 gol untuk Persikabo 1973.
Shin Tae-yong tampak menemukan kecocokan dengan Dimas, terlihat dari kepercayaan tampil dalam tiga laga melawan Kuwait, Yordania, dan Nepal (dua laga terakhir sebagai starter).
Dimas juga membayar kepercayaan tersebut dengan sempurna, berupa gol sundulan memanfaatkan umpan Asnawi Mangkualam ke gawang Nepal.
Baca juga: Hasil Timnas Indonesia vs Curacao Leg 2, Lawan Juga Cetak Gol Cepat, Skor 1-1, Shoot Saddil Diblok
Siapa sangka, gol itu menjadi awal dari streak tiga gol beruntun bagi Dimas di kancah antar negara.
Pada FIFA Matchday bulan September ini, Shin Tae-yong resmi mendapuk Dimas sebagai striker utama timnas Indonesia.
Hasilnya luar biasa, dengan Dimas mencetak satu gol dan satu assist pada laga pertama melawan Curacao (24/9/2022).
Kualitas finishing Dimas kembali terlihat pada leg kedua kontra Curacao (27/9/2022), saat ia menyambar bola rebound Witan Sulaeman.
Finishing Dimas tersebut mengingatkan publik dengan gol Bambang Pamungkas di Piala Asia 2007, berupa placing ke sisi jauh kiper menyambut bola rebound.
Dimas pun mengungkap pengaruh positif yang diberikan Shin Tae-yong kepadanya.
"Pelatih masing-masing (punya pandangan) di lapangan dilihat bukan cuma gol saja," ujar Dimas (24/9/2022).
"Coach Shin minta harus kuat, bantu teman, bekerja sama-sama," tandasnya.
Dimas juga terus menjadi andalan di klub dengan telah mencetak empat gol untuk Persikabo 1973 di Liga 1 musim ini. (oln/*/Najmul Ula/BolaNas)