Anak Jadi Korban Tragedi Arema vs Persebaya, Awalnya Sugianto Berat Beri Izin Anaknya ke Stadion
Ia tak mau melihat sang anak malah menjadi murung karena dilarang menonton dan bermain bersama teman-temannya sehingga mengizinkan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tangis Sugianto berkali-kali pecah setelah melihat wajah anaknya pucat pasi dalam selembar foto di kertas HVS berukuran A4.
Terlihat dia menerus menyeka air matanya yang tak henti membasahi pipinya.
"Ya Allah le," ujar Sugianto sambil menangis seraya meratapi foto wajah anaknya dalam lembar kertas HVS tersebut, Minggu (2/10/2022).
Sugianto yang duduk di kursi area tunggu depan lorong utama Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dihampiri Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Tangis Sugianto kembali pecah untuk kesekian kali.
"Ini anak saya bu. Masih SMP bu," ujarnya dengan suara terbata-bata, seraya menyodorkan selembar kertas yang terdapat foto anaknya.
Sugianto adalah ayah M Nizamudin (15) warga Pasuruan, menjadi satu korban tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Baca juga: Cerita Keluarga Pasutri di Malang Korban saat Kerusuhan Laga Arema vs Persebaya
Bapak dua anak itu menyebut, anaknya yang menjadi korban tersebut merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Sejak Sabtu (1/10/2022) pagi, sang anak memang telah berencana pergi bersama sejumlah teman sekolahnya ke Malang sekaligus melihat pertandingan Bigmatch Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Entah firasat atau bukan, sejak Jumat (30/9/2022) malam, rencana sang anak untuk bepergian keesokan harinya itu, dirasa berat bagi dirinya.
Sugianto merasa berat memberikan izin pada sang anak untuk menonton pertandingan tersebut di stadion.
Kendati demikian, ia juga tak mau melihat sang anak malah menjadi murung karena dilarang menonton dan bermain bersama teman-temannya.
Hingga kabar tak mengenakkan diterimanya semalam.