Laga Arema FC vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Dunia, Jadi Insiden Kematian Kedua Terbesar di Dunia
Pihak kepolisian menyebut tindakan melepas gas air mata sudah sesuai prosedur, padahal dalam regulasi FIFA telah dilarang.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
* 1 Oktober 2022, tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, 127 orang meninggal dunia.
* 9 Mei 2001, tragedi Accra Sports Stadium, Accra, Ghana, 126 orang meninggal dunia.
* 15 April 1989, peristiwa Hillsborough, Sheffield, Inggris, 96 orang meninggal dunia.
* 12 Maret 1988, peristiwa Kathmandu Hailstorm, Kathmandu, Nepal, 93 orang meninggal dunia.
* 16 Oktober 1996, kejadian Mateo Flores National, Guatemala City, Guatemala, 80 orang meninggal dunia.
* 1 Februari 2012, Port Said Staduim Riot, Port Said, Mesir, 70 orang meninggal dunia.
* 23 Juni 1968, Puerta 12, Estadion Monumental, Buenos Aires, Argentina, 71 orang meninggal dunia.
* 2 Januari 1971, Second Ibrox Stadium Disasterm Glasgow, Skotlandia, 66 orang meninggal dunia.
* 20 Oktober 1982, Luzhniki Disaster, Leni Stadium, Moskow, Uni Soviet, 66 orang meninggal dunia.
Liga 1 Dihentikan Sepekan
Melihat tragedi tersebut, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengaku sangat menyesali dan mengirim timnya ke Stadion Kanjuruhan untuk melakukan investigasi.
“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” kata Iriawan, Minggu (2/9/2022).
Baca juga: IPW Soal Tragedi Laga Arema vs Persebaya: Cabut Izin Penyelenggaraan Liga dan Copot Kapolres Malang
Iriawan menambahkan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
Butut dari kejadian ini, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu pun menghentikan Liga 1 selama satu pekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah hingga akhir kompetisi.
“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” tegasnya..
Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC.