Dampak Tragedi Kanjuruhan, Ketua FDSI: Ibu yang Kehilangan Anaknya Akan Membenci Sepak Bola
Dampak tragedi Kanjuruhan memberi kepedihan yang mendalam bagi para Ibu yang harus rela kehilangan anaknya menurut ketua FDSI, Helmi Atmaja.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
"Tetapi, para ibu yang kehilangan anaknya, dia akan selamanya membenci sepak bola," tungkasnya.
Melihat jumlah korban yang banyak dan situasi yang kacau, media Dunia juga ikut menyorot peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan.
“Lapangan sepak bola yang menjadi neraka, setidaknya 127 meninggal dalam kerusuhan di Indonesia,” tulis media asal Korea Selatan, Chosun.
"Bentrok antara pendukung dua tim sepak bola Indonesia di provinsi Jawa Timur menewaskan 125 penggemar dan dua petugas polisi, sebagian besar diinjak-injak sampai mati, kata polisi," tulis media asal Spanyol, ESPN.
Juga dengan media asal Inggris, Sky yang turut menyorot kejadian di Kanjuruhan.
“Dalam kejadian yang tampaknya menjadi salah satu bencana stadion terburuk, lebih dari 300 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi banyak yang meninggal saat perjalanan atau saat menerima perawatan,” tulis Sky di salah satu artikel mereka.
Terakhir, media asal Amerika Serikat, The New York Time memilih untuk menyorot penggunaan gas air mata yang dilakukan oleh aparat Indonesia.
“Lebih dari 100 orang meninggal setelah laga sepak bola di Indonesia saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata. Banyak yang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri,” tulis The New York Times.
(Tribunnews.com/Deivor)