Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Suporter: Lebih Baik Sepak Bola Dihapus di Indonesia
Febrianto, seorang suporter klub Persija Jakarta sekaligus pecinta sepak bola Indonesia mengatakan bersedih saat mengetahui tragedi ini.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribun, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kericuhan suporter klub sepak bola Arema FC, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menewaskan ratusan orang. Pecinta sepak bola Indonesia berduka.
Febrianto, seorang suporter klub Persija Jakarta sekaligus pecinta sepak bola Indonesia mengatakan bersedih saat mengetahui tragedi ini.
Sebagai seorang suporter yang sering menonton langsung pertandingan di stadion. Febri mengatakan, seakan-akan bisa merasakan detik-detik para suporter Arema FC yang menjadi korban meregang nyawa.
"Mereka terkena gas air mata, susah keluar, susah nafas dan akhirnya meregang nyawa," kata Febri saat mengikuti aksi tabur bunga dan 1000 lilin, di Pintu Satu Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Legislator PDIP: Selidiki Serius, Hukum Pihak yang Bertanggung Jawab
Mengetahui pihak keamanan menggunakan gas air mata, Febri mengatakan, seharusnya kericuhan tersebut tidak perlu terjadi.
"Harusnya (pihak aparat) sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kericuhan," ujarnya.
Febri mengatakan, sepak bola di Indonesia lebih baik dihapus jika hal serupa masih terjadi lagi.
"Kalau masih ada lagi seperti ini. Sepak bola hingga meregang nyawa. Menurut saya hapus saja sepak bola di Indonesia," kata Febri.
Sebelumnya, kericuhan terjadi usai derby Jawa Timur pada Liga 1 yang mempertemukan Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Para suporter Arema FC tak menerima kekalahan timnya. Mereka menerobos masuk ke dalam lapangan untuk menghampiri para pemain Arema FC.
Kericuhan tak terhindarkan. Bahkan, pihak aparat yang menjaga jalannya pertandingan menembakkan gas air mata.
Hingga saat ini, ratusan suporter dinyatakan tewas. Mereka mengalami sesak nafas, bahkan terinjak-injak saat berusaha keluar dari dalam stadion. (Ibriza)