Djajang Nurjaman; Sepakbola Adalah Sebuah Hiburan Yang Harus Dinikmati
Malang menjadi duka yang mendalam bagi semua insan sepak bola Indonesia. Tak terkecuali bagi pelatih Persikabo 1973,
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian tragis yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi duka yang mendalam bagi semua insan sepak bola Indonesia. Tak terkecuali bagi pelatih Persikabo 1973, Djajang Nurdjaman.
Djajang Nurdjaman pun mengaku lemas usai mendengar kabar apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Sabtu (01/10/22).
Djajang Nurdjaman pun tak kuasa mendengar begitu banyaknya korban jiwa. Pelatih yang kerap disapa Djanur itu pun turut menyampaikan belasungkawanya.
"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam," ucap Djajang Nurdjaman.
"Setelah kabar beredar, kami semua saat makan pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa," lanjutnya.
Pelatih berusia 63 tahun itu pun lantas mengajak semua elemen untuk mendoakan para korban. Ia berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini dikemudian hari.
"Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," ucap Djanur.
Djanur berharap kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya. Sebab baginya sepak bola adalah sebuah hiburan yang harus dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat.
"Dan tentunya, semoga ini adalah kejadian terakhir dalam sepak bola Indonesia," harap Djanur.
Hal serupa dirasakan oleh gelandang Persikabo, Munadi. Pemain berusia 33 tahun itu pun mengaku kaget saat pertama kali mendengar kabar duka itu.
Bahkan, ia sempat tak percaya jika kejadian yang merenggut banyak korban itu bisa terjadi di tanah air.
"Sempat tidak percaya saat bangun kemudian membuka hp dan ramai di sosial media terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan," ungkap Munadi.
"Jujur saya langsung shock seperti yang lainnya mengingat itu adalah kejadian terbesar yang terjadi di sepak bola Indonesia dengan korban ratusan jiwa," sambungnya.
"Kami disini mendoakan yang wafat, dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," tutur Munadi.