Hasil Investigasi Visual Forensik: Polisi Tembakkan 40 Lebih Amunisi, Termasuk Gas Air Mata
Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang meninggalkan duka yang mendalam tak hanya bagi Indonesia namun juga seluruh dunia.
Editor: Muhammad Barir
Bersama dengan pakar pengendalian massa lainnya dan empat pembela hak-hak sipil, dia mengatakan penggunaan gas air mata oleh polisi tidak proporsional.
"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar," katanya. "Dan itulah yang terjadi."
Pukul 21:39 pada Sabtu, wasit meniup peluit akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, tim rival di provinsi Jawa Timur.
Sebagian besar penonton adalah fans Arema FC, tim tuan rumah, yang kalah dari Persebaya untuk pertama kalinya dalam 23 tahun.
Saat pemain Arema mulai meninggalkan lapangan, beberapa suporter melompati pembatas untuk mendekati mereka.
Sekitar pukul 21:45, ratusan penonton sudah berada di lapangan.
Dua menit setelah para pemain dikawal keluar lapangan, petugas keamanan yang menjaga pintu keluar mulai mendorong mundur kerumunan, membubarkan para penggemar. Ketegangan meningkat dengan cepat.
Petugas berseragam militer mulai mendorong penggemar kembali ke bagian 11, 12 dan 13, menendang mereka dan memukul mereka dengan tongkat dan perisai anti huru hara.
Beberapa penonton terjatuh saat mereka mencoba memanjat pagar besi dan kembali ke tribun.
Sekitar pukul 21:50, polisi meluncurkan gas air mata dan flash bang. Salah satu Video menunjukkan, asap yang disebabkan oleh suar dan gas melayang ke arah bagian tempat duduk selatan.
Penonton di bagian 9 dan 10 mengatakan bahwa mereka batuk dan mata mereka mulai perih.
Di bagian 12 dan 13, barisan orang hampir seluruhnya diselimuti oleh asap gas air mata. Teriakan dari tribun 13 bergema melalui tribun, kata saksi.
“Gasnya terbakar,” kenang Elmiati, 33 tahun.
Dia duduk di dekat pintu keluar di bagian 13 bersama suami dan putranya yang berusia 3 tahun tetapi dipisahkan dari mereka selama kekacauan itu. Keduanya meninggal karena luka-luka malam itu.