FIFA Bersedia Berkantor di Jakarta, Mantan Manajer Timnas Indonesia Soroti Peran Erick Thohir
langkah cepat pemerintah dan Erick Thohir dalam mengantisipasi kebijakan FIFA pasca Tragedi Kanjuruhan sudah tepat
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
FIFA Bersedia Berkantor di Jakarta, Mantan Manajer Timnas Indonesia Soroti Peran Erick Thohir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan manajer timnas Indonesia di SEA Games 1991, IGK Manila meminta agar seluruh stakeholder sepakbola Indonesia menghargai dan mendukung solusi yang diajukan FIFA mereformasi sepakbola Indonesia.
Ia juga menambahkan, langkah cepat pemerintah dan Erick Thohir dalam mengantisipasi kebijakan FIFA pasca-Tragedi Kanjuruhan sudah tepat sehingga tidak berdampak berkepanjangan.
“Kita harus bersyukur karena, istilahnya, FIFA hanya memberikan kartu kuning berkat upaya yang dilakukan Erick Thohir saat bertemu dengan Presiden FIFA,” ujar IGK Manila di Jakarta, Senin (10/10/2022).
Baca juga: Dilumat Malaysia, Daftar Blunder Bima Sakti yang Berujung Timnas U-17 Indonesia Gagal ke Piala Asia
“Saya tahu latar belakang Pak Erick di olahraga yang pernah punya klub olahraga, Ketua KOI, Chef de Mission, dan Ketua Pelaksana Asian Games 2018, sehingga Pak Erick tahu benar apa yang harus dilakukan dan jalan keluarnya,” sambungnya.
Pria yang akrab disapa Engkong itu menyatakan bahwa tidak mudah melakukan lobi dengan FIFA yang punya wewenang sangat besar di kancah internasional.
“Dalam bahasa saya, FIFA itu kayak malaikat dengan kuasa yang sangat besar. Jadi ketika FIFA mau berkomunikasi dan ikut mencari solusi, serta berkantor di Jakarta, maka apa yang dilakukan Erick sungguh luar biasa. Jadi pilihan Pak Jokowi dengan meminta Erick untuk berbicara dengan FIFA sudah tepat," tambah mantan manajer Persija tahun 2001 itu.
Baca juga: Timnas U-17 Indonesia Gagal ke Piala Asia, Fans Malaysia Anggap Indonesia Sia-siakan Fakhri Husaini
Terkait dengan rencana FIFA membentuk tim reformasi dan berkantor di Indonesia, bahkan dijadwalkan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan, Malang, IGK Manila melihat hal itu sebagai bentuk perhatian serius dan berharap seluruh stakeholder mau memberikan informasi secara jelas dan benar.
"Tim pencari fakta harus berani mengungkapkan apa yang terjadi. Begitu pula pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dan juga PSSI serta suporter harus memberikan informasi detail dan masukan konkret agar hasil evaluasi FIFA tetap memberikan kartu kuning ke kita,”
“Dengan potensi sepakbola yang ada di Indonesia, saya optimistis FIFA pasti membantu Indonesia,” pungkasnya.