Kantor PSSI Dijaga Ketat, Wartawan yang Naik ke Lantai 6 GBK Arena Kena Cegat
Exco PSSI langsung menggelar rapat sesudah TGIPF Tragedi Kanjuruhan merekomendasikan seluruh pengurus PSSI mundur. Kantor PSSI dijaga ketat dari media
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kantor PSSI Dijaga Ketat, Wartawan yang Naik ke Lantai 6 GBK Arena Kena Cegat
TRIBUNNEWS.COM - Kantor PSSI dilaporkan dijaga ketat pasca-pengumuman hasil investigasi dan rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Diketahui, satu di antara poin rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan adalah meminta PSSI bertanggung jawab dan mendesak semua pengurus untuk mundur agar segera dilaksanakan Kongres Luar Biasa.
Pengumuman itu dilakukan Ketua TGIPF, Mahfud MD yang meminta PSSI harus bertanggung jawab penuh atas Tragedi Kanjuruhan, secara pidana maupun moral.
Pernyataan tegas Mahfud MF bahwa belakangan ini memang ada sejumlah pihak yang saling melempar tanggung jawab.
Baca juga: Akhirnya Ada Pengurus PSSI yang Siap Mundur Buntut Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Kesimpulan TGIPF Tragedi Kanjuran: 8 Poin Kelalaian PSSI, Enggan Bertanggung Jawab Atas Insiden
Para petinggi-petinggi ini merasa sudah melakukan prosedur dengan benar.
PSSI menjadi salah satu pihak yang mendapat sorotan karena beberapa pernyataan dinilai menghindar dadi tanggung jawab.
Padahal dalam tragedi Kanjuruhan ini menelan banyak korban sedikitnya 132 orang.
Mahfud menyinggung sejumlah pihak saling melempar tanggung jawab dan merasa sudah melakukan prosedur dengan benar. PSSI jadi salah satu organisasi yang paling dicecar
Setelah ada pernyataan dari TGIPF, dilansir BolaSport, awak media lalu mencoba mendatangi kantor PSSI dengan beberapa media lainnya.
Namun, kantor PSSI yang berada di Lantai 6 GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat justru terlihat dijaga ketat.
Baca juga: TGIPF Rekomendasikan Semua Petinggi PSSI Mundur, Para Exco Langsung Sibuk Gelar Rapat
Terlihat satu penjaga dengan memakai kemeja berwarna biru berjaga di Lantai 6, GBK Arena untuj menjaga kantor PSSI.
Bahkan pria tersebut menanyakan kepada awak media datang hendak menemui siapa dan diminta untuk lapor terlebih dahulu.
"Mau cari siapa? Harus lapor dulu ya," ujar penjaga tersebut dilansir BolaSport.
Setelah beberapa waktu awak media memutuskan menunggu di lobby.
Saat menunggu pun beberapa pihak terlihat mulai berdatangan ke kantor PSSI, pertama Wakil Sekjen PSSI, Maaike Ira Puspita, kemudian di susul perwakilan FIFA Nico Nhovannasak yang juga terlihat datang.
Beberapa orang juga terlihat sudah berada di lantai 6 dan terlihat sibuk berada di lorong kantor depan PSSI.
Saat sejumlah awak media di antaranya BolaSportdan Kompas TV, mencoba ke lantai 6 pun terlihat beberapa orang sibuk riwa-riwi.
Ada Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, hingga Wasekjen PSSI, Maaike.
Maaike Ira saat ditanya enggan berbicara banyak.
Ia menyatakan baru akan rapat bersama terlebih dahulu, setelah itu baru akan ada keputusan nantinya.
Sementara itu, hingga saat ini Iwan Bule belum juga ada indikasi untuk mundur dari jabatannya.
Awak Media di Lantai Enam Kena Cegat
Hingga Jumat (14/10/2022) malam, rapat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dikabarkan tengah berlangsung di GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat.
Sejumlah wartawan pun berusaha naik ke lantai 6 dimana rapat Exco PSSI tersebut berlangsung.
Salah seorang wartawan yang berusaha mengintip ke arah lokasi pertemuan dihalangi oleh pihak PSSI.
Dengan cara mengadang menggunakan badan.
Rapat Exco PSSI ini berlangsung seusai Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyampaikan hasil investigasi terbaru mengenai kejadian tragis di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dalam pernyataan yang disampaikan Ketua TGIPF, Mahfud MD meminta PSSI bertanggung jawab atas peristiwa Stadion Kanjuruhan.
Berdasarkan Bab V kesimpulan dan rekomendasi TGIPF yang terlampir dalam sebuah dokumen terdapat sejumlah poin.
Di sana dalam poin ke-6 dan 5 disebutkan bahwa Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan beserta jajaran diminta untuk mengundurkan diri.
"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, dimana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," bunyi poin 5.
"Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan Kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab, dan bebas dari konflik kepentingan. Pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepakbola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air. Adapun pertandingan sepakbola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan," sambung poin 6. (Laporan Abdul Rahman/BolaSport)