Liverpool vs Chelsea: Dari Duel Tim Papan Atas Kini Jadi Duel Tim Medioker, No 9 dan 10 Liga Premier
Laga Liverpool melawan Chelsea biasanya merupakan duel dua tim papan atas Liga Premier. Kini sama-sama menempati papan tengah.
Penulis: Muhammad Barir
Liverpool menghadapi Chelsea di Anfield pada hari Sabtu dengan kedua klub bertahan di papan tengah, terpaut 10 poin dari empat besar.
Sementara The Blues berada di awal era baru dengan pemilik baru yang bebas berbelanja dan seorang manajer bernama Graham Potter masih berusaha mencari pijakan di Stamford Bridge.
Klopp menghadapi pertanyaan apakah siklus kesuksesannya di Liverpool telah berakhir.
Mereka sering terlihat seperti kekuatan yang telah habis pada musim ini.
Kekalahan Liverpool dengan skor 0-3 di Brighton akhir pekan lalu yang digambarkan Klopp sebagai kinerja terburuk dalam karier manajerialnya.
Dengan bantuan pemain muda, memantapkan Liverpool dalam kemenangan 1-0 di Wolves pada pertengahan pekan dan Klopp sekarang harus memutuskan apakah pemain seperti Stefan Bajcetic, Harvey Elliott, dan Fabio Carvalho adalah taruhan yang lebih baik daripada pemain veteran berpengalaman seperti Jordan Henderson, Thiago Alcantara dan Fabinho.
Klopp menepis tuduhan minggu ini bahwa dia terlalu setia kepada beberapa bintang tua berkinerja buruk yang sebelumnya sangat penting untuk tahun-tahun kejayaannya di Anfield.
Tapi dia harus melihat dengan iri pada jumlah besar pemain yang diserahkan kepada Potter untuk membangun kembali Chelsea.
Mykhailo Mudryk bisa melakukan debutnya untuk The Blues di Anfield setelah Chelsea menyetujui harga permintaan 100 juta euro dari Shakhtar Donetsk untuk mengalahkan Arsenal dalam persaingan berebut pemain Ukraina.
Kesepakatan itu membuat total pengeluaran transfer Chelsea di musim pertama di bawah konsorsium Todd Boehly menjadi lebih dari £400 juta.
Sebaliknya, pemilik Liverpool dianggap tertidur karena gagal menyegarkan barisan pemain di lini tengah Liverpool yang semakin menua.
“Saya akan berada di sini selama saya diinginkan. Jika tidak ada yang menyuruh saya pergi, saya tidak akan pergi,” kata Klopp yang menandatangani kontrak baru hingga 2026 dikutip dari AFP.
“Jadi itu berarti mungkin ada titik di mana kami harus mengubah hal-hal lain. Kami akan melihat itu, tapi itu adalah sesuatu untuk masa depan. Seperti musim panas atau apapun. Tidak sekarang," katanya.
Ada harapan bagi Liverpool dalam membalikkan kemerosotan serupa dua tahun lalu.
Enam kekalahan liga di kandang berturut-turut saat gerbang Anfield ditutup untuk pendukung membuat peluang Liverpool membuat empat besar tampak suram.
Tetapi akhir musim yang kuat membuat mereka finis ketiga untuk tidak hanya lolos ke Liga Champions tetapi juga mencapai final Liga Champions pada musim berikutnya.
"Hal yang baik tentang karier yang panjang - yang jelas saya miliki - adalah ini bukan pertama kalinya saya berada dalam situasi seperti itu," tambah Klopp.
“Saya minta maaf untuk mengatakan itu tetapi itu adalah kebenaran. Ketika hal-hal tidak berjalan dengan baik, para pemain terlihat berbeda, pandangan kami tiba-tiba berbeda, orang-orang mulai berdiskusi - itu benar-benar normal,” katanya.
Sama seperti dua musim lalu, Liverpool juga tengah menghadapi daftar cedera yang panjang.
Virgil van Dijk, Diogo Jota, Luis Diaz, Roberto Firmino dan Darwin Nunez termasuk di antara mereka yang hilang dalam laga melawan Brighton.
Tetapi Klopp harus menemukan jawaban dari apa yang dia miliki dengan waktu yang hampir habis bahkan untuk kembali dalam perebutan posisi untuk bisa finis di empat besar.