Erick Thohir dan La Nyalla Harus Tuntaskan Dua PR Berat Ketum PSSI Terdahulu
Dua masalah berat yang harus dituntaskan Ketum PSSI anyar, antara Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti. Simak penjelasannya sebagai berikut.
Penulis: Bayu Satriyo Panegak
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Berikut dua masalah besar yang harus ditangani Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti serta 3 calon Ketum PSSI anyar.
Transisi Ketum PSSI lawas kepada pengurus baru nampaknya akan meninggalkan masalah yang serius.
Liga 2 dan Liga 3 tak berjalan, sedangkan Liga 1 berlangsung tanpa degradasi.
Siapapun yang jadi Ketum PSSI harus mampu selesaikan dua masalah ini jika ingin nasib sepak bola Indonesia lebih maju.
Dua Masalah Yang Perlu Diselesaikan Ketum PSSI Anyar:
1. Pembenahan Kualitas Wasit
Kualitas wasit sangat menjadi sorotan disetiap pertandingan.
Banyak dari keputusan sang pengadil lapangan dirasa tidak tepat.
Yang terbaru pada kasus Bali United vs PSM Makassar (20/1/2023).
Bernardo Tavares, pelatih PSM Makassar kesal terhadap keputusan wasit.
Pasalnya terdapat simpang siur keputusan wasit.
Ketika terjadi insiden pelanggaran di kotak penalti, wasit di garis gawang menganggap itu tidak pelanggaran.
Namun wasit utama tetap menunjuk titik putih.
Bernardo Tavares mempertanyakan fungsi wasit di garis gawang, jika pengamatannya tidak digunakan.
"Saya tidak mengerti aturan apa yang digunakan, wasit yang tepat digaris gawang ditempatkan disitu untuk memberi saran pada wasit utama, dan wasit gawang mengatakan itu tidak pelanggaran, tidak penalti," ujar Tavares di konfrensi press pasca pertandingan.
"Tapi wasit utama beri keputusan untuk menunjuk penalti, lalu apa guna wasit gawang disitu. Kalau saran dia tidak digunakan," tambahnya.
Hasil akhir pertandingan tersebut, Bali Untied 2-2 PSM Makassar.
Baca juga: Calon Ketua Umum PSSI Bicara Soal Timnas Indonesia, Erick Thohir: Shin Tae-yong Pelatih Bagus, Tapi
2. Pembenahan Kasta Kompetisi
Indonesia menggunakan tiga kasta kompetisi profesional.
Yang dikenal sebagai Liga 1, Liga 2 dan Liga 3.
Fungsi dari semua kasta sepak bola adalah untuk mewadahi bakat terbaik di Indonesia.
Namun PSSI seakan menutup mata pasca-terhentinya liga karena Tragedi Kanjuruhan (1/10/2023).
Secara fakta hanya Liga 1 yang diupayakan bergulir kembali.
Padahal Liga 2 dan Liga 3 tak kalah penting darinya.
Sifat keanggotan di setiap kasta sendiri ialah semakin kebawah, maka semakin banyak.
Jika PSSI hanya memainkan kasta tertinggi saja, berapa banyak pengangguran yang akan lahir.
Selain itu di Liga 2 dan Liga 3 memiliki pemain yang tak kalah apiknya.
Banyak talenta muda yang masih merumput disana.
Tentunya ini harus menjadi perhatian baru Ketum PSSI.
Supaya dapat mewadahi semua talenta terbaik di negeri ini.
Semua pemain top berawal dari klub di daerahnya.
Tak jarang mereka berlaga di kasta kedua dan ketiga Indonesia.
(Tribunnews.com/Bayu Panegak)