Kronologi Penyerangan Bus Arema FC, Kuncoro Luka 8 Jahitan, Sudah Pakai Rute dari Intelijen
Bus yang mengangkut skuad Arema FC sudah menggunakan rute yang direkomendasikan intelijen kepolisian saat mereka diserang sepulang tanding lawan PSS
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kronologi Penyerangan Bus Arema FC, Kuncoro Luka 8 Jahitan, Sudah Pakai Rute Intelijen
TRIBUNNEWS.COM - Arema FC mengalami dua peristiwa yang 'menyeramkan' sepulang bertanding ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman pad alaga pekan ke-20 Liga 1 2022 Kamis (26/1/2023).
Peristiwa pertama, Arema FC kalah 0-2 dari tuan rumah. Kekalahan ini menjadi kekalahan keempat beruntun Singo Edan di kompetisi Liga 1 2022.
Baca juga: Arema FC Keok 4 Laga Beruntun, Kaca Bus Skuad Singo Edan Hancur Sepulang Tanding Lawan PSS Sleman
Peristiwa kedua adalah, bus tim Arema FC mengalami pelemparan sepulang dari pertandingan tersbeut.
Penyerangan oleh pihak tidak dikenal itu membuat asisten pelatih Arema FC, Kuncoro, menjadi satu di antara korban luka serius.
Baca juga: Arema FC Seperti Lupa Cara Menang, Javier Roca Sebut Singo Edan Kehilangan Roh Permainan
Kronologi Penyerangan Bus Arema FC
Kuncoro dilaporkan mengalami luka robek pada pada bagian lututnya.
Dia harus mendapatkan delapan jahitan dan suntikan tetanus karena lukanya dalam dan serius.
Kendati demikian Kuncoro bersyukur bisa selamat tanpa luka yang lebih serius.
"Pertama-tama saya bersyukur kepada Allah, alhamdulillah, meskipun mendapatkan luka diserang seperti ini," ujarnya pada rekaman suara, seperti dilansir Kompas.com.
"Kronologisnya kita keluar dari stadion itu dilempar batu suporter segitu banyaknya. Pak polisi tanggap segera kami dibawa keluar dari stadion. Jadi enggak tetap di sana," jelas dia.
"Sudah pelan itu jalannya, kaca sudah mulai pecah sejak keluar stadion. Di Jalan pun kita masih dikejar mungkin ada 20 sepeda motor sampai daerah Klaten. Di jalan juga kami dilempari," tambahnya.
Baca juga: Sorotan Persib Tekuk Borneo FC, Magis Luis Milla 12 Kali Tak Kalah, Tebus Rezaldi, Maung ke Puncak
Kuncoro mengatakan suasana malam tersebut begitu menegangkan.
Saat puncak serangan terjadi pemain sampai tiarap untuk mengamankan diri dari lemparan batu.