Profil Doni Setiabudi, CEO Bandung Premier League, Lolos Verifikasi Calon Ketum PSSI, Waketum & Exco
Siapakah sebenarnya sosok Doni Setiabudi ini? Seperti apa profil Doni Setiabudi? Berikut selengkapnya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Doni pernah menjelaskan alasannya meniru sistem VAR, yakni sering terjadi perkelahian akibat tidak menerima keputusan wasit, terutama setelah season ketiga.
"Saya sempat merenung, dan istri memberi masukan, nyari solusi atau menghentikan kompetisi," ujarnya.
Baca juga: Doni Setiabudi tak Mudah Mengembangkan Bandung Premier League
Pergelaran Piala Dunia 2018 pun menjadi kebangkitan Bandung Premier League. Kala itu, pihaknya mencoba menggunakan sistem VAR (video assistant referee).
Pertama kali, pihaknya menggunakan GoPro namun terhambat oleh akses internet, lantas pihaknya beralih dengan menggunakan cctv.
"Saya masih ingat, dulu ada pertandingan dengan skor 0-0 hingga menit akhir. Menit 90'an terjadi hands ball, dan wasit tidak melihat. Akhirnya cctv pun dicek, baru diputuskan penalti. Saat itu tidak ada lagi yang protes karena memang adil dengan adanya cctv," ujarnya.
Penggunaan teknologi di pertandingan pun membuat kualitas kompetisi Bandung Premier League semakin membaik.
Selain menjadi CEO Bandung Premier League, Doni Setiabudi juga sempat terjun ke dunia sepak bola profesional Tanah Air.
Ia penah ikut mengurus klub AHHA PS Pati, yang saat ini bernama FC Bekasi City.
Namun karier Doni sebagai manajer FC Bekasi City tak bertahan lama, pada Oktober 2021 dirinya memutuskan mundur dari jabatan usai gagal membawa timnya raih tiket promosi.
Baca juga: Doni Setiabudi: Akar Masalah Sepakbola Indonesia Memang Di Federasi
Fokus Benahi Federasi
Saat menyerahkan berkas pendaftaran pada pertengahan Januari lalu, Doni mengungkap dirinya akan fokus membersihkan federasi jika terpilih sebagai Ketum PSSI.
Ia sudah mempersiapkan diri dengan baik setelah pada periode sebelumnya ditolak saat mengajukan pendaftaran.
"Jadi, sudah empat tahun berlalu, sudah pasti saya bisa lalui syarat itu. Kedua, setelah saya pelajari, memang akar masalah sepak bola Indonesia memang di federasi," ungkap Doni.
"Saya tidak bisa teriak-teriak di luar, di TV, tanpa membersihkan federasi. Karena kalau federasi tidak bersih, sepak bola Indonesia tidak akan jalan," terang Doni.
(Tribunnews.com/Tio)