Napoli Terlalu Kuat, Begini Pengakuan dari Pelatih Eintracht Frankfurt, Oliver Glasner
Permainan Napoli yang mengandalkan kekuatan permainan tim terbukti sangat sulit dihadapi oleh Eintrach Frankfurt.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
I Partenopei pun melenggang ke babak delapan besar dengan agregat 5-0 atas juara Liga Europa musim lalu ini.
Itu menjadi kemenangan kandang keempat beruntun Napoli di Liga Champions musim ini. Dan pasukan Partenopei ini telah mencetak tiga gol atau lebih di setiap kemenangan tersebut.
Skuat asuhan Luciano Spalletti ini memang sangat produktif, baik di Serie A, maupun di Liga Champions.
Di Serie A di mana mereka sudah pasti juara, Napoli mengumpulkan 60 gol dari 26 laga, jauh dari pesaing terdekatnya, Inter Milan yang mencepat 47 gol.
Di Liga Champions, Partenopi pun memimpin dalam produktivitas dengan 25 gol, diikuti Benfica 23 gol, dan Manchester City 22 gol.
Yang mengerikannya lagi, kontribusi gol itu terbagi ke sebelas pemain di berbagai posisi. Ini mengindikasikan, siapa saja berpotensi cetak gol, jika para penyerang mereka macet.
Dengan kekuatan seperti demikian, Osimhen yakin pasukannya mampu menancapkan bendera kemenangan di Eropa.
"Saya pikir semuanya mungkin dan kami memiliki skuat untuk mencapai mimpi ini," kata Osimhen kepada BT Sport.
"Kami ingin melangkah selangkah demi selangkah dan kami akan melihat apa yang terjadi di akhir musim. Rasanya menyenangkan membuat sejarah dengan kemenangan ini".
"Ini adalah kemenangan besar. Selamat kepada tim atas performa bagus dari seluruh skuat," tutur striker asal Nigeria berusia 24 tahun yang telah mengemas empat gol di Liga Champions, dan 19 gol di Serie A ini.
Ditanya apakah dia memiliki preferensi mengenai lawan untuk perempat final nanti, striker itu mengatakan,
“Kami adalah klub top dan akan bagus jika bermain dengan klub top lainnya. Itu akan menjadi pertandingan besar yang hebat. Kami siap untuk itu, dan kami siap untuk tim besar mana pun yang mungkin harus kami mainkan," katanya menandaskan.
Osimhen menjadi pemain Napoli pertama yang mencetak gol di kedua leg pertandingan sistem gugur Piala Eropa/Liga Champions.
Hebatnya, dia bukan tipikal egoistis. Terbukti dengan dia melewatkan kesempatan membuat hat-trick dengan membiarkan Piotr Zielinski mengambil penalti Partenopei.