Sepak Terjang Erick Thohir dalam 50 Hari Jabat Ketua Umum PSSI: Indonesia Dapat Kartu Kuning FIFA
Dalam masa 50 hari masa kerja Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI, banyak dinamika yang terjadi pada persepakbolaan tanah air.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Selain menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir juga menjabat sebagai LOC atau Ketua Panitia Lokal Penyelenggara Piala Dunia U20 2023 Indonesia.
Ia pun aktif memantau perkembangan persiapan pelaksanaan hajatan terakbar kedua FIFA tersebut.
Pada pertengahan Maret lalu ia bersama jajaran pengurus PSSI melakukan inspeksi langsung ke enam stadion yang disiapkan.
Enam stadion tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), dan Stadion Si Jalak Harupat (Bandung).
Temui FIFA terkait Piala Dunia U20 2023
Seluruh penikmat sepak bola Indonesia dibuat panik setelah FIFA secara mendadak membatalkan acara drawing Piala Dunia U20 2023 yang sejatinya dijadwalkan berlangsung tanggal 31 Maret 2023 di Bali.
Setelah kabar pembatalan drawing tersiar, muncul rumor sejumlah negara menyatakan kesiapan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023, menggantikan Indonesia.
Posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 mulai dipertanyakan.
Menyikapi itu, Erick Thohir langsung terbang menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar, pada Selasa (28/3/2023) malam.
Keberangkatannya sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk mencari titik terang dan solusi dengan FIFA tentang penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023.
Gagal Lobi FIFA, Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Upaya Erick Thohir melobi Presiden FIFA, Gianni Infantino, berujung dengan kabar pahit.
Pada 29 Maret 2023 penikmat sepak bola tanah air dibuat terkejut dengan keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Dalam rilis resminya, FIFA hanya menyebut "situasi terkini" sebagai alasan pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah.
Keterangan FIFA itu muncul tak lama setelah adanya gelombang penolakan untuk timnas Israel berpartisipasi di Piala Dunia U202 2023 Indonesia oleh beberapa ormas, kepala daerah, dan tokoh politik. Pembatalan Piala Dunia U20 2023 pun menjadi mimpi buruk bagi sepak bola Indonesia.
FIFA Beri Kartu Kuning
Selepas gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023, Indonesia dihadapkan dengan potensi sanksi dan hukuman.
Potensi sanksi memang sempat disebutkan FIFA dalam rilis pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Sejumlah bayang-bayang buruk membayangi sepak bola Indonesia kala itu.
Mulai dari potensi sanksi administrasi dengan jumlah besar, pembekuan PSSI yang berujung matinya kompetisi, sampai dikucilkan dari dunia sepak bola internasional.
Bayang-bayang risiko tersebut membuat Erick Thohir kembali turun tangan.
Secara khusus ia kembali menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Perancis untuk mencari solusi terbaik.
Kali ini, komunikasi berhasil membuahkan hasil positif. FIFA memutuskan untuk tidak memberikan sanksi berat dan hanya mencabut "kartu kuning". Sanksi tersebut adalah pembekuan FIFA Forward.
Adapun FIFA Forward adalah dana yang diberikan oleh FIFA kepada para anggotanya sebagai bantuan pengembangan sepak bola. Bantuan tersebut dibekukan, sembari FIFA meninjau lagi kematangan strategi besar dalam cetak biru pengembangan sepak bola Indonesia.
Sanksi ini tak memengaruhi posisi Indonesia di kancah internasional. Sepak bola Indonesia tetap bisa berpartisipasi dalam ajang-ajang di bawah naungan FIFA.
(Suci Rahayu/Kontributor Bola Kompascom)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "50 Hari Erick Thohir sebagai Ketum PSSI: Lawan Mafia Bola hingga Dapat Kartu Kuning FIFA"