Diky Budi Ramadhan: Arema FC dan Persebaya Saudara Dekat The Jakmania, Harus Kami Jaga
Sambutan hangat pun diberikan oleh kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, kepada tim Persebaya Surabaya dan Arema FC.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemandangan unik sekaligus menghangatkan, terjadi pada saat Persebaya Surabaya berduel dengan Arema FC, di laga tunda pekan ke-28 Liga 1 2022/23, Selasa (11/4/2023) lalu.
Sambutan hangat pun diberikan oleh kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, kepada tim Persebaya Surabaya dan Arema FC.
The Jakmania yang berjumlah puluhan pun ikut mengawal bus kedua tim itu mulai dari penginapan hingga kepulangan dari Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jakarta.
Ketua Umum Jakmania, Diky Budi Ramadhan, mengungkapkan mengapa pihaknya melakukan pengawalan terhadap kedua tim tersebut.
Pria yang akrab dikenal dengan sapaan 'Bung Diky' itu menyebut bahwa sikap yang diberikan Jakmania adalah tanda terimakasih kepada kelompok suporter Persebaya Surabaya, Bonek Mania.
Pasalnya, ketika Persija menghadapi Persebaya di pekan ke-29 lalu, tim besutan Thomas Doll itu mendapat sambutan manis dari tuan rumah Persebaya dan Bonek.
"Kami, Jakmania, melakukan apa yang seharusnya kami lakukan. Ketika tim kami disambut baik di sana, di Gresik saat itu dan di Surabaya juga, ya kami harus melakukan hal yang sebaliknya," kata Diky.
Terkhusus Arema FC, Diky mengatakan bahwa ada ikatan tersendiri antara Jakmania dan kelompok suporter Arema, Aremania.
"Memang yang bertanding pada hari ini bukan Persija melawan Persebaya, tapi Persebaya melawan Arema," tutur Diky.
"Dua-duanya merupakan sesuatu bagi kami. Arema adalah saudara dekat kami dan harus kami jaga juga. Persebaya juga melakukan hal yang baik untuk kami jadi kami coba lakukan yang terbaik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Diky pun berharap semua tim yang akan bertanding tidak dibawa menggunakan kendaraan taktis (rantis) menuju ke venue pertandingan.
Hal tersebut, lanjut Diky, tidak baik untuk psikologis para pemain yang seharusnya bisa lebih rileks menjelang pertandingan.
"Harapannya sepakbola Indonesia lebih baik lagi, gak ada lagi tim sepakbola yang pakai rantis (kendaraan taktis), karena suka gak suka - mau gak mau, memakai rantis itu mengganggu psikologis para pemain juga," ungkap Diky.
"Jadi biarkan pemain bola itu bermain dengan aman dan nyaman di mana pun mereka main," imbuhnya.
Tak hanya itu, Diky pun berharap semua suporter tim bisa mendukung tim kebanggaannya berlaga di mana pun.
Tidak seperti saat ini yang kerap kali ketika pertandingan kandang, hanya ada izin untuk suporter tuan rumah saja.
"Saya juga berharap semua suporter bisa mendukung tim kebanggaan mereka bermain di mana pun mereka berada," pungkas Diky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.