Erick Thohir Tambahkan Tiga Poin Penting di Liga 1, Pengamat: Upaya Bangun Sepak Bola Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir terus menunjukkan keseriusannya membangun sepak bola Indonesia yang maju dan modern.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir terus menunjukkan keseriusannya membangun sepak bola Indonesia yang maju dan modern.
Keseriusan itu ditunjukkan oleh Erick Thohir lewat aturan-aturan yang harus disepakati dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam sepak bola Indonesia, baik itu PT LIB, pemilik klub, pelatih, pemain dan lainnya.
Terbaru, Erick Thohir bakal menambah tiga poin penting bagi semua klub, terkhusus buat para pelatih sebelum Liga 1 musim 2023/2024 bergulir pada 1 Juli 2023 besok.
Pertama, setiap klub wajib memainkan pemain U-23. Kedua, pelatih klub harus menandatangani komitmen untuk melepas pemain ke Timnas Indonesia. Ketiga, keamanan yang harus diterapkan dengan ketat oleh masing-masing klub.
Pengamat sepak bola Rony Samloy mengatakan, tiga poin yang dikeluarkan oleh Erick Thohir merupakan upaya dirinya membangun sepak bola Indonesia yang modern.
Pasalnya, lewat aturan memainkan pemain U-23 di Liga 1 adalah cara Erick Thohir menjamin jam bermain bagi para calon pemain Timnas Indonesia ke depan.
“Saya sangat mendukung tiga poin tersebut karena merupakan upaya membangun sepakbola Indonesia yang modern. Sebab selama ini masalah prestasi sepakbola Indonesia masih dihantui banyak hal termasuk tiga point tersebut,” kata Samloy kepada wartawan, Kamis (29/6).
Dikatakan mantan Jurnalis olahraga ini, para pelatih Liga 1 Indonesia sejauh ini masih mengandalkan pemain-pemain senior dalam tim utama mereka, dan kurang memberikan kepercayaan kepada pemain muda.
Untuk itu, lewat aturan tersebut Erick Thohir ingin menjamin jam bermain pemain muda di klub sebelum dipanggil ke timnas.
“Dampaknya adalah untuk menyiapkan calon-calon pemain spartan masuk ke timnas U-23 dan timnas senior, dengan langkah ini mereka punya jam terbang tinggi di level klub sebelum membela timnas,” ucapnya.
Menurut Samloy, jika tiga poin yang dikeluarkan oleh mantan Presiden Inter Milan ini dijalankan oleh semua pihak, maka sepak bola Indonesia beberapa tahun ke depan akan mengalami perubahan signifikan. Untuk itu, komitmen dari klub dan para pelatih sangat dibutuhkan dalam membangun sepak bola Indonesia yang modern.
“Saya optimis jika tiga poin ini dilaksanakan dan dijalankan seluruh pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air niscaya sepakbola Indonesia akan bangkit dan berprestasi. Semua butuh komitmen dan soliditas,” jelasnya.
Samloy pun meminta PSSI tetap fokus pada pengembangan pemain-pemain muda, baik pembinaan usia dini maupun melakukan langkah naturalisasi pemain muda potensial dari luar, terkhusus bagi mereka yang punya ikatan keluarga dengan Indonesia.
“Saran saya sekalipun dari Liga 1 nanti banyak bermunculan calon-calon pemain berkualitas tapi jangan alergi dan menafikan naturalisasi, sebab sepakbola modern sudah lebih maju dan terus mengedepankan anti rasisme dan sebagainya,” ungkapnya.
“Kiranya perlu kita belajar dari Jerman dan Prancis yang juga diperkuat pemain-pemain naturalisasi. Buang gengsi, lalu kita satu pikir membangun sepakbola Indonesia lebih maju dan modern,” tandasnya.