Profil Mason Mount, Pemain Anyar Man United yang Jadi Generasi Emas Angkatan 99 Chelsea
Mason Mount telah lama menarik perhatian pelatih Man United, Erik ten Hag, sejak dipinjamkan Chelsea ke Vitesse Arnhem di Liga Belanda
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Mason Mount juga berlatih di pusat pengembangan pemain muda Portsmouth antara umur enam dan delapan tahun.
Ayahnya sempat ragu melanjutkan pendidikan Mason di akademi Chelsea karena takut dia tak akan mendapatkan jalur ke tim utama bersama kubu The Blues.
Akan tetapi, sang anak bersikukuh untuk mencoba peruntungan di akademi Chelsea karena besarnya kualitas persaingan di akademi kubu London Biru tersebut.
Di Chelsea, Mount merupakan salah satu dari generasi pemain 1999 yang kini berbicara banyak di Liga Inggris.
Rekan seangkatannya ketika itu antara lain Declan Rice, Reece James, Rhian Bewster, dan Eddie Nketiah.
Mason Mount kukuh dan ia akhirnya mendapat kesempatan tersebut perlahan demi perlahan.
Ia secara reguler memperkuat tim U23 Chelsea walau usianya baru 17 tahun ketika itu.
Mason Mount lalu menimba pengalaman di Vitesse (2017-2018) dan Derby County (2018-2019).
Mount belajar banyak bersama legenda Chelsea, Frank Lampard, yang ketika itu melatih Derby.
Apalagi, Derby juga mempekerjakan eks gelandang Chelsea, Jody Morris. Ia menembus tim utama Chelsea pada musim 2019-2020 terutama karena larangan FIFA yang mencegah The Blues membeli pemain baru dan kehadiran Lampard sebagai pelatih menggantikan Maurizio Sarri.
Di Chelsea, ia membuktikan diri sebagai gelandang serba bisa yang bermain terutama dari posisi "nomor 10".
Namun, Mount juga bisa bermain lebih ke dalam di posisi "nomor 8".
Musim terakhirnya bersama Chelsea lebih banyak dihabiskan dengan cedera tetapi angka-angkanya impresif sebelum itu.
Mason Mount mencatatkan 11 gol dan 10 assist di Premier League pada 2021-2022.