Moises Caicedo Jadi Pemain Termahal di Liga Primer, Chelsea Beli Rp 2,2 Triliun, The Blues Rakus
Chelsea telah sepakat dengan Brighton & Hove Albion untuk merekrut Moises Caicedo senilai 115 juta poundsterling atau setara Rp 2,2 triliun.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Kentara, kedua tim sangat membutuhkan kehadiran seorang gelandang bertahan yang tangguh, dan bernapas kuda. Dan itu ada pada diri Caicedo.
Mantan gelandang Liverpool, Danny Murphy mengaku awalnya terkejut dengan sangat mahalnya harga Caicedo.
"Tetapi setelah menonton hasil imbang Chelsea dengan Liverpool, jelas mengapa kedua tim berjuang untuk mengontraknya dari Brighton," tulisnya di BBC.
"Anda dapat melihat bahwa mereka berdua sangat membutuhkan seorang gelandang bertahan. Sekarang sepertinya Chelsea memilikinya. Saya bisa mengerti mengapa mereka melihat Caicedo sebagai pemain yang sempurna untuk pekerjaan itu, bahkan jika harganya mencapai 115 juta pound yang jadi rekor termahal," tulis Murphy.
Dia merinci kelebihan gelandang berusia 21 tahun tersebut. Caicedo dinilainya sebagai pemain yang cepat dan ulet, Memiliki kekuatan seperti N'Golo Kante untuk menyiasati lapangan.
Dia juga punya kepekaan melihat bahaya, dan kemampuan memadamkan api. Tapi, yang terpenting, Caicedo juga bagus secara teknis.
"Jika Anda akan bermain sebagai pemain 'nomor lima' untuk tim papan atas, Anda harus bisa menggunakan bola, bukan hanya menutupi aspek pertahanan," tulis Murphy.
Pelatih The Blues, Mauricio Pochettino diyakini akan memasang Caicedo sebagai poros ganda bersama Enzo Fernandez.
"Dengan kata lain, Poch akan memiliki dua pemain nomor lima. Dan itu akan memberi Fernandez lebih banyak kebebasan untuk maju. Dia membutuhkan seseorang di sampingnya yang duduk lebih dalam, dan melindunginya. Dia akan mendapatkannya pada sosok Caicedo," tulis Murphy.
Liverpool pun punya rancangan skenario serupa untuk Caicedo. Klopp tampaknya ingin menduetkannya bersama Alexis Mac Allister yang terbukti sukses jadi duo gelandang solid di Brighton musim lalu. Sayangnya, skenario itu tak bisa menjadi kenyataan. (Tribunnews/den)