Senang Campur Haru, Beto Goncalves Rayakan HUT Republik Indonesia

 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beto Goncalves mengungkapkan perasaan senang dan harunya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesua (RI).

Ini adalah tahun keenam pemain kelahiran Brasil itu merayakan HUT RI sebagai menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Pemain yang kini membela Madura United itu resmi menjadi WNI lewat proses naturalisasi pada 6 Februari 2018 silam.

Beto Goncalves pun membedakan perasaannya ketika tahun pertama dan tahun berikutnya ketika merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Mulanya, Beto mengaku tidak ada sesuatu yang spesial ketika pertama kali merayakan HUT RI, namun, saat ini, pemain kelahiran Belem, Brasil itu.

"Dulu istri saya bilang setiap hari kemerdekaan seperti mau menangis, saya tidak tahu seperti apa," kata Beto, kepada Tribunnews.

"Tapi lama-lama saya tahu, sekarang saya merasa seperti dia (istri), sangat menghargai bisa menjadi WNI, Hari kemerdekaan itu penting," jelasnya.

Sebelum menjadi WNI tahun 2018 silam, Beto sebelumnya telah merumput di Indonesia selama 10 tahun.

Hal yang lumrah jika sosok yang kini berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa sudah sangat mencintai tanah airnya.

"Memang sebelum resmi menjadi WNI, saya sudah merasa seperti orang Indonesia. Karena selalu mencintai Indonesia, saya dapat sesuatu yang luar biasa di negara ini, jadi saya sangat hormat dengan negara ini dan masyakratnya," ungkap Beto.

"Hari Kemerdekaan ini juga membuat saya merasa seperti orang Indonesia, gembira bisa menjadi WNI, saya tahu ini hari penting untuk orang Indonesia, jadi saya juga termasuk gembira," paparnya.

Beto pun memaknai HUT RI adalah sebagai bentuk kebebasan untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Pemain yang turut membawa Persis Solo promosi ke Liga 1 itu pun menyebut bahwa HUT RI sebagai bentuk persatuan.

"Hari kemerdekaan ini seperti kita lagi bebas, kita bebas untuk pikir dan lakukan apa saja, karena kemerdekaan ini membuat kita bisa bebas berpikir," ujar Beto.

"Meskipun ada beda-beda pemikiran, tapi menurut saya, semua berhak punya pikiran masaing-masing. Tapi yang kita lakukan harus sesuai dengan peraturan negara, jangan sampai kelebihan," imbuhnya.