TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL - Potensi kepindahan pemain sayap Liverpool, Mohamed Salah ke Al Ittihad dapat berdampak besar pada masa depan Jota di klub Liga Pro Saudi.

Jota bergabung dengan tim asuhan Nuno Espirito Santo dari Celtic dengan nilai transfer 25 juta pound pada bulan Juli, tetapi pemain berusia 24 tahun itu mengalami awal yang sulit dalam hidupnya di Timur Tengah, dengan laporan mengklaim dia bisa meninggalkan Al Ittihad hanya sebulan setelah kedatangannya.

Berbicara pada bulan Agustus, jurnalis Saudi Waleed Al Farraj menyatakan bahwa petinggi klub Saudi ingin menyingkirkan pemain sayap tersebut karena dia 'tidak melayani tim' dengan baik.

Namun, penyerang Portugal itu kini dilaporkan menjadi “kunci” visi Nuno di klub, selama mereka merekrut Mohamed Salah dari Liverpool.

Hal tersebut menurut The Athletic, yang menyatakan: "Jota awalnya direkrut dengan tujuan untuk beralih ke sistem favorit Espirito Santo dengan pemain sayap, namun sejauh ini bermain tidak sesuai harapan.

Mohamed Salah dan Jota adalah 'kunci dari visi itu' tetapi kurangnya kemajuan dengan Mohamed Salah terbukti meresahkan. 

Al Ittihad Ajukan Tawaran Menggiurkan Kepada Mohamed Salah

Mohamed Salah menjadi sasaran tawaran 215 juta pound yang menggiurkan dari Al Ittihad pada hari Selasa, menurut The Sun, dengan jendela transfer Liga Pro Saudi akan ditutup pada Kamis 7 September.

Meski Jurgen Klopp terus menegaskan Salah tidak akan dijual musim panas ini, ia menegaskan pemain berusia 31 tahun itu berkomitmen untuk Liverpool dalam konferensi pers pasca pertandingan setelah The Reds menang 3-0 atas Aston Villa.

“Saya tidak pernah meragukan komitmennya terhadap klub ini,” kata Jurgen Klopp.

"Anda tidak bisa membayangkan betapa banyak keributan yang terjadi di dunia ini, tapi betapa tenangnya kami menghadapinya. Dia adalah pemain kami dan ingin bermain di sini. Dia tidak memberi tahu saya [dia ingin bertahan] tetapi dia tidak harus melakukannya." Dia berbicara dengan pelatihan, penampilan, dan perilakunya.

“Kami mengadakan pertemuan minggu ini, dan pertemuan tersebut bukan tentang apa yang kami lakukan di masa lalu, melainkan tentang apa yang akan kami lakukan di masa depan. Mo berada dipara pemain dan memiliki momen di mana dia berbicara dan itu tidak seperti 'ngomong-ngomong, ini hanya sampai minggu depan' atau apa pun."