Kondisi tak stabil dan tidak jelas, Gresik United ketika itu bahkan harus turun ke Liga 3 Nasional.

Lalu ke kasta yang lebih rendah Liga 3 regional.

Suporter yang tidak terima dengan kondisi ini melakukan unjuk rasa ke gedung DPRD Gresik.

Mereka meminta manajemen lama untuk melepaskan pengelolaan klub.

Setelah pertemuan yang alot, akhirnya manajemen lama melepaskan tanggung jawab mereka ke pengurus yang baru.

Pengurus yang baru dikelola oleh PT Gresik Usaha Sejahtera (GUS).

Gresik United kemudian menjalani kompetisi dari Liga 3 Askab Provinsi Jawa Timur hingga kini bermain di Liga 2.

Gresik United tidak hanya satu-satunya tim yang memiliki tunggakan gaji terhadap pemain mereka.

Informasi yang diberikan APPI akhir pekan kemarin ada 9 klub berisikan 138 orang yang terdiri dari berbagai elemen klub.

Seperti Persiraja, tunggakan sebesar Rp388 juta kepada pemain, pelatih, dan ofisial klub.

Namun kini, Persiraja dan Gresik United telah melunasi tunggakan gaji pemain sebelum Liga 2 2023/2024 bergulir pada 10 September mendatang.

Masih ada Semen Padang, Persikab Bandung, PSKC Cimahi, PSPS Riau, Kalteng Putra, Persijap, dan PSMS Medan.

Operator Liga 2, PT LIB mengungkapkan, jika kontestan kompetisi musim ini sebelum waktu kick-off bergulir, subsidi klub yang menjadi hak mereka tidak akan diberikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus saat Launching Liga 2 di Pegadaian Tower, Jakarta Pusat, Selasa (5/9).