Paul Scholes Sebut Alasan Manchester United 2 Kali Gagal Mempertahankan Keunggulan Lawan Galatasaray
Paul Scholes menilai pasukan Manchester United kurang disiplin sehingga dua kali gagal mempertahankan keunggulan dua gol saat bermain imbang 3-3.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Fans, manajemen dan pemain akan melihat ke belakang dengan penyesalan atas kekalahan 4-3 saat bertandang ke Bayern, kekalahan 3-2 di kandang dari Galatasaray, kekalahan 4-3 saat bertandang ke Kopenhagen, kemudian rollercoaster yang luar biasa di Istanbul.
Baca juga: Andre Onana Bikin Dua Blunder Berujung Gol, Seri Usai Unggul Dua Kali, MU Butuh Keajaiban Buat Lolos
Semuanya sangat menghibur - tetapi belum tentu bagi para penggemar Manchester United yang lebih suka melihat tim mereka menang.
Dan jika United harus tersingkir ke Liga Europa, atau bahkan tidak bermain di kompetisi Eropa sama sekali, maka sebagian besar kesalahan akan diarahkan pada penampilan Onana melawan Galatasaray.
Penampilannya di Turki sekali lagi seperti menampakkan sisi lain dirinya. Sisi gelap dari Onana yang dikenal sebagai salah satu kiper terbaik ketika ia tiba dari Inter Milan pada musim panas setelah membantu klub Italia itu mencapai final Liga Champions musim lalu.
Pasukan Erik Ten Hag memimpin 2-0 dan 3-1 tetapi Onana membiarkan dua tendangan bebas Hakim Ziyech di kedua babak untuk berkontribusi pada hasil yang membuat mereka berada di posisi terbawah Grup A.
Padahal kedua tendangan bebas Ziyech itu termasuk kategori tendangan yang biasa-biasa saja, dan tak menyulitkan. Bukan tendangan yang kencang, pun bukan menukik ke sudut.
Alih-alih jenis tendangan yang datar, dan tak terlalu kencang yang di atas kertas, masih berada dalam dalam jangkauan. Tapi Onana gagal menangkap, atau menepisnya.
Tapi pelatih United, Erik Ten Hag tetap membelanya. Pelatih asal Belanda ini berada di balik perekrutan Onana, karena pernah satu tim saat membela Ajax.
"Dia baik-baik saja. Seperti yang saya katakan, ini bukan soal individu. Tentu saja, kesalahan individu dalam sepak bola bisa membuat perbedaan dan Anda bertanggung jawab atas hal itu, namun ini selalu soal tim," kata Ten Hag.
“Tim ini bagus, semua pemain di skuat bagus dan pantas mendapatkan yang terbaik untuk bermain untuk Manchester United karena mereka adalah pemain brilian. Dan itu penting bagi keseluruhan skuat,” ujarnya menghibur diri.
Mereka tampil impresif saat melawan Galatasaray tetapi kerentanan pertahanan mereka membuat hanya Antwerpen yang kebobolan lebih banyak gol di babak penyisihan grup tahun ini.
“Saya pikir sebagai tim kami bermain sangat baik. Kami menang dan kalah bersama-sama. Anda lihat kemajuan tim ini. Saya mengambil banyak hal positif dari pertandingan ini. Ada beberapa kesalahan, kami bermain seperti saya ingin tim saya bermain. Sangat menyenangkan menyaksikan proaktif, dinamis, berani, dan kami mencetak gol," kata Ten Hag.
“Bahkan setelah kami mengalami beberapa kemunduran, kami terus melaju hingga akhir dan kami seharusnya bisa menang dengan peluang besar dari Scott McTominay dan Facundo Pellistri. Tentu saja saya kecewa karena kami seharusnya bisa mengatur permainan dengan lebih baik, kami akan belajar dari itu," ujarnya.
United kini harus mengalahkan Bayern Muenchen yang tangguh di Old Trafford pada tanggal 12 Desember mendatang. Meskipun mereka mungkin akan terbantu dengan fakta bahwa tim asuhan Thomas Tuchel itu telah lolos setelah memuncaki grup.
Jika United gagal melaju, mereka akan sangat frustasi setelah musim yang penuh dengan luka, yang justru kebanyakan ditimbulkan oleh diri mereka sendiri. Masih terdapat harapan namun, United tidak dapat mengendalikan nasib mereka sendiri. (Tribunnews/den)